Sebelum melangkah lebih jauh membahas nakiroh dan ma'rifah, temen-temen harus memahami terlebih dahulu bahwa isim (kata benda) itu dibagi menjadi dua, yaitu: umum dan khusus, yang dalam bahasa Arab dinamakan juga dengan isim nakirah (umum) dan makrifah (khusus).
1. Nakirah
Isim nakirah ialah isim yang masih umum atau global, kata benda yang mana, yang seperti apa, terdapat dimana, kepunyaan siapa, dan lain sebagainya,sehingga tidak bisa mengindikasikan benda tersebut, sebab maknanya umum.
2. Makrifah
Isim makrifah ialah kata benda yang berarti khusus dan memiliki kandungan arti tertentu sehingga membuat mutakallim (orang yang berbicara) dan pendengar sudah memahami apa yang dimaksud.
A. Ciri-ciri Nakiroh dan Ma'rifah
Berikut ini adalah beberapa poin yang harus kita ketahui tentang ciri-ciri nakiroh dan ma'rifah di bawah ini :
1. Nakirah
- Isimnya bertanwin ( ً ٍ ٌ )
- Biasanya tidak ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال )
- Menunjukan kata umum, bukan nama orang tertentu.
Contohnya :
ذَلِكَ بَيْتٌ
Itu adalah sebuah rumah
[Kata بَيْتٌ merupakan isim nakiroh, karena terlihat jelas ciri-cirinya terdapat tanwin di akhir huruf, tidak terdapat alif-lam, maka menunjukan sesuatu yang umum]
2. Ma'rifah
- Dibubuhi dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnyaContohnya :
الوَلَدُ صَالِحٌ
Anak itu adalah anak sholeh
[kata الوَلَدُ termasuk isim Ma'rifah, karena terdapat huruf alif-lam di awalnya] - Jika dalam suasana idhafahIdhafah ialah dua isim yang digabung menjadi satu, sehingga menimbulkan makna yang baru, isim pertama menjadi mudhof dan isim kedua menjadi mudhof ilaih, contoh kata:
كِتَابُ زَيْدٍ > Kitab milik Zaid kedua kata di atas sebenarnya dua kata yang berbeda, tapi setelah digabungkan dan mengikuti aturan main idhofah, maka keduanya menjadi ma'rifah atau kata khusus 'kitab milik zaid' > sudah dapat diketahui bersama bahwa kitab tersebut adalah milik Zaid. - Jika kata yang di-idhafat-kan untuk kata tunjuk (isim isyarah)Contohnya :
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِMaka hendaklah mereka menyembah tuhan empunya rumah ini (Ka’bah)[isim isyaroh هَٰذَا beridhofah dengan kata الْبَيْتِ , maka otomatis kata هَٰذَا الْبَيْتِ sudah menjadi ma'rifah, walaupun sebenarnya kata الْبَيْتِ saja itu sudah ma'rifah karena ia mempunyai alif-lam. - Jika kata ganti (isim dhamir)
Contohnya :
أنَا كاتب الدرس
Saya adalah orang yang mencatat pelajaranSemua isim dhamir baik adalah termasuk ma'rifah, macam-macam isim dhamir bisa diliat pada link di bawah ini:
- Jika kata sambung (isim mausul)الذين يرثون الفردوس
Yang bakal mewarisi surge firdaus
Baca Juga:
- Jika kata tunjuk (isim isyarah)Contohnya :
هَٰذَا كتاب
ini adalah suatu buku
Baca Juga: Pengertian Isim Isyarah (الإسْمُ الإشَارَةِ) dalam Imu Nahwu
- Jika isim alam (nama orang)Isim alam ialah kata yang mengindikasikan suatu nama orang atau diri, gelar, lokasi atau nama semacam gelar
Contohnya :
قَالَ زَيْدٌ لِأبِيْهِ
Zaid berkata pada ayahnya
B. Sebab-sebab Penggunaan Nakirah dan Makrifat
1. Nakirah
- Menginginkan arti tunggal, seperti:نَظَرْتُ إِلَى رَجُلٍ يَقُوْمُ أمَامِي
Saya melihat seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan sayaMaksudnya ialah satu orang laki-laki. - Menginginkan jenisnya, seperti:وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌDan pada penglihatan-penglihatan mereka tersebut ada penutup.Maksudnya ialah semacam penutup yang asing yang tidak dikenal oleh para insan dengan teknik menutup terhadap sesuatu yang tidak bisa ditutupi oleh penutup-penutup yang lain.
- Ta’dzim (pengagungan), dalam definisi bahwa dia ialah lebih agung daripada bila diterangkan atau disebutkan, laksana :فَأْذَنُوْا بِحَرْبٍMaka umumkanlah perangMaksudnya ialah dengan pertempuran apa saja.
- Taktsir (memperbanyak), seperti:أَئِنَّا لَنَا لأَجْرًاApakah kami bakal mendapatkan ganjaran).Maksudnya ialah yang sempurna yang banyak.
- Tahqir (meremehkan) maksudnya ialah terperosoknya nilainya sampai untuk suatu suasana dimana dia tidak pantas untuk dijelaskan. Seperti :إِنْ نَظُنُّ إِلاَّ ظَنَّاKamu tidak beda hanyalah berprasangka dengan sebuah prasangkaMaksudnya ialah prasangka hina yang tidak bisa dijadikan sebagai pedoman. Jika tidak demikian, maka mereka tentu mengikutinya, sebab itulah kelaziman mereka.
- Taqlil (menyedikitkan), laksana :وَ رِضْوَانٌ مِنَ اللهِ أَكْبَرُ
dan keridlaan dari Allah ialah lebih besar.Maksudnya ialah keridlaan yang tidak banyak dari-Nya ialah lebih besar daripada surga-surga. Karena keridlaan-Nya ialah pincak masing-masing kebahagiaan. Sedikit dari-Mu Cukup untukku, namun Sedikit-Mu Tiada dapat dikatakan sedikit.
2. Ma'rifah
- Dengan teknik menuliskan isim ‘alam (nama), supaya semula diketahui oleh pendengarnya dengan teknik menuliskan suatu nama yang eksklusif baginya, laksana :قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد
Katakanlah: “Dialah Allah yang satu - untuk menghormati atau menghinakan, andai penyebutannya secara jelas mewajibkan hal itu. Contoh dari pemuliaan ialah penyebutan Ya’qub dengan gelarnya, Isra’il, sebab nama tersebut dari Allah. Mengenai gelar ini terdapat dalam ulasan khusus dalam Ilmu Tafsir (Ulumul Quran)
Dan misal penghinaan ialah :
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍCelakalah Abu LahabDan pada nama ini ada suatu rahasia lain, yakni sindiran bahwa dia tergolong penghuni Neraka Jahanam. - Dengan menunjukkannya (isyarah) guna membedakannya dengan pembedaan yang lebih sempurna serta menghadirkannya di dalam pikiran pendengar secara kasat mata, seperti:هَذَا خَلْقُ اللهِ فَأَرُوْنِى مَاذَا خَلَقَ الَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهِ
Ini ialah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah kepadaku apa yang dapat dibuat oleh yang selain-Nya. - Bagi pemaparan sebab ketidaktahuan pendengar, bahkan dia tidak dapat mengetahuinya kecuali dengan isyarat indrawi. Dan ayat ini sesuai untuk misal ini. Dan untuk menyatakan sejauhmana kedekatan dan kejauhannya. Maka dipakai isim isyarah.
- Bermaksud guna menghinakannya dengan memakai kata penunjuk dekat, seperti ucapan kaum kuffar :أَهَذَا الَّذِى يَذْكُرُ ءَالِهَتَكُمْ
mereka berkata: “Apakah ini orang yang mencaci tuhan-tuhanmu. - Bagi maksud mengagungkannya dengan memakai kata penunjuk jauh, laksana :ذَالِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ
Kitab tersebut tiada keraguan di dalamnya - Bagi lebih menyerahkan perhatian kepadanya dengan memakai kata penunjuk sesudah sebelumnya dilafalkan sifat-sifat yang mengindikasikan bahwa urusan tersebut memang pantas untuk mendapat imbalan dari apa yang dilafalkan setelahnya, seperti:أُولَئِكَ عَلَى هُدًا مِنْ رَّبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan tuntunan dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang berbahagia. - Atau dengan memakai isim maushul sebab keengganan untuk melafalkan nama spesialnya, yang mungkin diakibatkan untuk menutupinya, menghinanya atau untuk destinasi lain. Seperti:وَالَّذِى قَالَ لِوَالِدَيْهِ أُفٍّ
Dan orang yang berbicara kepada kedua orang tuanya: “ah [ekspresi menolak/tidak suka]”. - Dan ma’rifah dengan idhafah sebab keadaannya, yang adalah jalan sangat ringkas atau untuk memuliakan mudlaf, seperti:
إِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, anda tidak memiliki keterampilan terhadap mereka. - Atau guna maksud yang umum, seperti:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ أَمْرِهِ
Maka hendaklah orang-orang yang melanggar perintah-Nya tersebut menjadi takut.
Maksudnya ialah semua perintah-perintah Allah.
Demikianlah beberapa penjelasan tentang Nakiroh dan Ma'rifah, semoga dapat menambah pengetahuan kita tentang Nahwu dan bahasa Arab ya, selamat Belajar. :)
Klo isim alam itu apa? Tolong jelasin dong admin.
ReplyDeleteTerus klo isim alam itu apakah ghoiru munshorif
Isim Alam itu isim yg menunjukkan nama seseorang, contoh: محمد، زيد، فاطمة، محمود
DeleteTidak semua isim alam itu ghoiru munshorif, tergantung apakah isim tersebut mempunyai illat ghoiru munshorif atau tidak.
Contoh kata فاطمة merupakan isim alam yang ghoiru munshorif karena mempunyai dua illat, illat yang pertama karena ia memang 'isim alam', illat kedua karena terdapat ta ta'nits.
Untuk pembahasan isim ghoiru munshorif bisa lgsg ke sini ya kak: https://arabunaa.blogspot.com/2017/05/pengertian-isim-ghoiru-munshorif-dalam.html
Terimakasih sudah berkunjung :)
Mengenai nama apabila seseorang bernama rahman apakah serupa dengan nama Allah SWT, sedang asmaul husna diawali dengan الر sehingga menjadi marifah?
ReplyDeletesepertinya sudah keluar dari pembahasan Nahwu nih lur, hehe tapi ndak papa mari kita bahas,,
Deleteuntuk nama yang mengandung sifat Allah maka harus di awali dengan 'abd (عبد) menunjukkan arti hamba,, jadi kalo ada yg namanya rahman,, seharusnya nama panjangnya itu 'abdur rahman' yg artinya 'hambanya dzat yang maha penyayang'.
tapi kalo namanya cuma rahman saja maka tidak boleh lur karena menyamai sifat Allah.
Wa Allahu 'Alam.
Semoga bermanfaat
Contohnya?
ReplyDeleteAssalamualaikum min.sbelemu ke pembahasan mengenai ilmu nahwu,saya mau bertanya apa tujuan dari mengaji amil dan apa kegunaan nya.waalaikumsallam
ReplyDeleteAmil adalah kosakata bahasa arab,yang sangat penting untuk dasar memahami ilmu nahwu buat para ibtida,karena didalam kitab amil terdapat kosakata² yang sangat lengkap,contoh لفظية
ReplyDeleteومعنوية
فلفظية منها احد
ومعنوية منها سبعة الخ.
Dan seterusnya,mangkanya kudu hafal kitab amil
Salam. Mohon penjelasan jika mudhaf ism Dan mudhaf ilaihnya kata sifat?
ReplyDelete