A. Pengertian Isim Mausul (اسم الموصول)
Isim Maushũl (Kata Sambung) ialah Isim yang bermanfaat untuk menghubungkan sejumlah kalimat atau pokok benak menjadi satu kalimat. Maksudnya, bahwa masing-masing isim ma’rifat tersebut akan menjadi jelas bila estafet dengan kalimat sesudahnya, yang disebut Shilah. Shilah(anak kalimat) tersebut harus mempunyai dhamir yang berpulang kepada isim maushul, yang disebut a’id. Dalam bahasa Kita, biasanya Kata Sambung 'isim Mausul' ini diterjemah menjadi kata: "yang". Bentuk asal atau dasar dari Isim Maushũl merupakan : الَّذِيْ (yang).
Perhatikan misal pemakai an Isim Maushũl dalam menggabungkan dua kalimat di bawah ini:
Kalimat I جَاءَ الْمُدَرِّسُ = “Guru itu datang”.
Kalimat II اَلْمُدَرِّسُ يُعَلِّمُ اللُغَةَ العَرَبِيَّةَ = “guru tersebut mengajar Bahasa Arab”.
Kalimat III جَاءَ الْمُدَرِّسُ الَّذِيْ يُعَلِّمُ اللُغَةَ العَرَبِيَّةَ = “guru yang melatih Bahasa Arab telah datang”.
Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushũl: الَّذِيْ.
B. Pembagian Isim Maushũl
Dalam Bab ini Isim Maushũl terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Isim Maushũl Ismi
Isim Maushũl Ismi ialah Isim Maushũl isim yang selamanya perlu kepada Shilah dan A’id.
Contoh : جَاءَ الَذِّي قَامَ اَبُوْهُ = sudah datang seseorang yang ayahnya berdiri.
2. Isim Maushũl Harfi
Isim Maushũl Harfi ialah semua huruf yang dengan shilahnya di ta’wili dengan Masdar.
Sedangkan Isim Maushũl Harfi tersebut ada lima macam:
a. Huruf أنْ “An” dengan dibaca fathah, ini dapat masuk pada fi’il madli, fi’il mudlori’, fi’il Amar.
contoh fi’il madli = عجِبْتُ مِنْ اَنْ قَامَ زَيْدٌ “saya heran dari sudah berdirinya Zaid”.
contoh fi’il mudlori’= عجِبْتُ مِنْ اَنْ يَقُوْمَ زَيْدٌ “saya heran dari berdirinya Zaid”.
contoh fi’il Amar = اَشَرْتُ الَيْهِ بِاَنْ قُمْ “saya memberi isyarat dengan perintah berdiri”
b. Huruf أَنَّ “Anna”
contoh =
أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ
“Dan apakah tidak cukup untuk mereka sesungguhnya Kami sudah menurunkan kepadamu Al Kitab [Al Qur’an] sedang dia diucapkan kepada mereka? Sesungguhnya dalam [Al Qur’an] tersebut ada rahmat yang besar dan pelajaran untuk orang-orang yang beriman.”(Q.S. Al-Ankabũt : 51)
c. Huruf كَىْ “Kai” hanya dapat masuk pada fi’il mudlori’ saja.
contoh =
جِئْتُ لِكَىْ تُكْرِماَ زَيْداً “saya datang supaya anda menghormati atas Zaid”
d. Huruf مَا “Ma” ada yang berbentuk Masdariyah Dharfiyyah, dan ada pula yang Masdariyah Ghairu Dharfiyyah.
Contoh Masdariyah Dharfiyyah =
لَااَصْحَبُكَ ماَ دُمْتَ مُنْطَلِقاً “saya tidak dapat menemanimu selama anda pergi”
Contoh Masdariyah Ghairu Dharfiyyah =
عجِبْتُ مِماَ ضَرَبْتَ زَيْداً “saya heran mengenai pukulanmu untuk Zaid”
e. Huruf لَوْ “ Lau” huruf ini dapat masuk pada fi’il Madli dan pun fi’il Mudlori’.
Contoh fi’il Madli = وَدِدْتُ لَوْ قاَمَ زَيْدٌ “saya senang andai Zaid telah berdiri”
Contoh fi’il Mudlori’ = وَدِدْتُ لَوْ يَقُوْمُ زَيْدٌ “saya senang andai Zaid berdiri”
C. Bentuk-Bentuk Isim Maushũl
1. Bentuk Isim Maushũl Mufrad (tunggal) dan Mutsanna (menunjukan arti dua)
مَوْصُولُ الاسْمَاءِ الَّذِي الأُنْثَى الَّتِي ¤ وَالْيَـــــا إذَا مَا ثُنِّيَــــا لاَ تُثْــــــبِتِ
“Adapun Isim Maushul yakni الَّذِي (jenis laki; baik ‘aqil atau ghairu ‘aqil) dan khusus jenis (perempuan; baik ‘aqil atau ghairu ‘aqil) yakni الَّتِي. Jika dua-duanya ditatsniyah-kan (dual), maka huruf Ya’nya jangan diputuskan atau dibuang.
Contoh = جَاءَ نِيْ الَذِّي قَامَ “datang kepadaku seorang(laki-laki) yang berdiri”.
Contoh = جَاءَ تْنِيْ الَذِّي قَامَ “datang kepadaku seorang (perempuan) yang berdiri”.
بَلْ مَــا تَلِيْـهِ أَوْلِهِ الْعَلاَمَـــهْ ¤ وَالنُّوْنُ إنْ تُشْدَدْ فَلاَ مَلاَمَهْ
Akan tetapi, terhadap huruf yang awalnya diiringi oleh Ya’ yang dilemparkan tersebut, kini iringilah! dengan (memasang) tanda Alamat I’rob (menjadi: الذان dan التان saat mahal Rofa’. dan menjadi: الذَيْن dan التَين saat mahal Nashab dan Jarr). Adapun Nun-nya andai ditasydidkan, maka tidak ada cacian untuk itu.
Contoh Mutsanna (menunjukan arti dua) dalam keadaan Rofa’ =
جَاءَ الَلذِّانِ قَامَ ابُوْهُماَ “Dua orang yang ayahnya berdiri itu telah datang”
Contoh Mutsanna (menunjukan arti dua) dalam keadaan Nashab =
رَاَيْتُ اللَّذَيْنِ قَامَ ابُوْهُماَ “saya menyaksikan dua orang yang ayahnya telah berdiri”
Contoh Mutsanna (dual) dalam keadaan Jarr =
مَرَرْتُ بِللَّتَيْنِ قَامَ ابُوْهُماَ “saya bertemu dengan dua orang yang ayah dua-duanya berdiri”
2. Bentuk Isim Maushũl Jama’ (Banyak)
جَمْعُ الَّذِي الألَى الَّذِيْنَ مُطْلَقَا ¤ وَبَعْضُهُمْ بِالْوَاوِ رَفْعَاً نَطَقَا
Jamak-nya lafadz الَّذِي (Isim Mausũl tunggal laki-laki) ialah الألَى atau الَّذِيْنَ secara mutlak (baik guna mahal Rofa’, Nashab dan Jarr). Ada sebagian logat orang Arab berkata dengan memakai Wawu saat mahal Rofa’ (menjadi: اَلَّذُوْنَ )
بِاللاَّتِ وَاللاَّءِ الَّتِي قَدْ جُمِعَا ¤ وَالَلاَّءِ كَالَّذِيْنَ نَزْرَاً وَقَعَا
Lafadz الَّتِي (Isim Mausũl tunggal perempuan) sungguh dijamakkan dengan menjadi اللاَّتِ atau اللاَّءِ. Ditemukan pun اللاَّءِ dihukumi laksana الَّذِيْنَ (isim Mausũl jamak guna perempuan) namun jarang.
Contoh jamak dalam keadaan Rofa’ =
جَاءَ نِيْ الَّذِّيْنَ قاَمُوْا “datang kepadaku mereka yang semuanya berdiri”
Contoh jamak dalam keadaan Nashab =
رَاَيْتُ الَّذِّيْنَ قاَمُوْا “saya menyaksikan mereka yang semuanya berdiri”
Contoh jamak dalam keadaan Jarr =
مَرَرْتُ بِالَّذِّيْنَ قاَمُوْا “saya bertemu dengan mereka yang semuanya berdiri”
3. Bentuk Isim Maushũl Mutlaq (Umum)
وَمَنْ وَمَا وَأَلْ تُسَاوِي مَا ذُكِرْ
Adapun Isim Mausũl مَنْ, مَا , dan أَلْ ialah menyamakan hukumnya dengan Isim Mausũl yang sudah disebut sebelunnya. (artinya: dapat digunakan guna Laki-laki, Perempuan, mufrad, mutsanna, atau Jamak).
Contoh =
جَاءَ نِيْ مَنْ قَامَ، وَمَنْ قَامَتْ، وَمَنْ قَامَا، وَمَنْ قَامَتَا، وَمَنْ قَامُوْا، وَمَنْ قُمْنَ
“datang kepadaku seorang (laki-laki) yang berdiri, (perempuan) yang berdiri, (dua orang laki-laki) yang berdiri, (dua orang perempuan) yang berdiri, mereka (laki-laki) yang berdiri, mereka (perempuan) yang berdiri”
4. Bentuk Isim Maushũl Dza (ذَا)
وَمِثْلُ مَا ذَا بَعْدَ مَا اسْتِفْهَـامِ ¤ أَوْمَنْ إذَا لَمْ تُلْغَ فِي الْكَلاَمِ
Isim Mausũl ذَا statusnya sama dengan isim Mausũl مَا (dipakai guna tunggal, dual, jamak, laki-laki dan perempuan), dengan kriteria (1) ذَا jatuh setelah ما Istifham atau من Istifham, (2); ذَا tidak diurungkan didalam Kalam (maksudnya: ذَا dan ما atau من tersebut, tidak dijadikan satu kata Istifham (kata tanya).
Contoh =
مَنْ ذاَ جَاءَكَ - مَاذاَ عِنْدَكَ
“siapa orang yang datang kepadamu” – “tidak terdapat orang yang disampingmu”
5. Bentuk Shilah Isim Maushũl
وَكُلُّهَــا يَلْـزَمُ بَعَــدَهُ صِلَـهْ ¤ عَلَى ضَمِيْرٍ لاَئِقٍ مُشْتَمِلَهْ
Setiap Isim-Isim Mausũl diputuskan adanya Shilah (jumlah atau kalimat keterangan) setelahnya, yang mencakupi atas Dhamir yang cocok (ada Dhamir atau ’Aid yang berpulang pada Isim Mausũl).
Contoh =
جَاءَ نِيْ الَذِّي ضَرَبْتُهُ - والَذِّانِ ضَرَبْتُهُمَا- الَذِّيْنَ ضَرَبْتُهُمْ
“datang kepadaku seorang (laki-laki) yang saya pukul, dan (dua) orang yang saya pukul, dan mereka yang saya pukul”
6. Bentuk Isim Maushũl Ayyun (أَيٌّ) dan Shilahnya
أَيُّ كَمَا وَأُعْرِبَتْ مَا لَمْ تُضَفْ ¤ وَصَدْرُ وَصْلِهَا ضَمِيْرٌ انْحَذَفْ
Isim Mausul أيّ “Ayyun” dihukumi laksana Isim Maushũl “Ma” (bisa guna Mudzakkar, Muannats, Mufrod, Mutsanna pun Jama’) selagi tidak Mudhaf dan Shadar Silah-nya (‘A-id yang menjadi permulaan Shilah) ialah berupa Dhamir yang terbuang.
Contoh = يُعْجِبُنِي اَيٌ قَائِمٌ “manakah orang yang berdiri yang sudah mengagumkanku”
Contoh = يُعْجِبُنِي اَيٌهُمْ هُوَ قَائِمٌ “manakah kaum yang sudah mengherankanku yang mana dia orang yang berdiri”
Contoh = يُعْجِبُنِي اَيٌ هُوَ قَائِمٌ “manakah orang yang sudah mengherankanku yang mana dia orang yang berdiri”
7. Bentuk Pembuangan Shadar Shilah (‘Aid Majrur)
كَذَاكَ حَذْفُ مَا بِوَصْفٍ خُفِضَا ¤ كَأَنْتَ قَاضٍ بَعْدَ أَمْـرٍ مِنْ قَضَى
Seperti tersebut juga (banyak dipakai dan jelas) yaitu pengasingan ‘Aid yang dikhofadkan atau dijarkan oleh kata sifat. Seperti lafadz أَنْتَ قَاضٍ ( takdirannya: أَنْتَ قَاضِيْه ) sesudah Fi’il Amarnya lafadz قَضَى.
Contoh =
فَاقْضِ مَا أَنْتَ قَاضٍ
“maka putuskanlah apa yang berkeinginan kamu putuskan..”(Q.S. Tha-Hâ: 72)
كَذَا الَّذِي جُرَّ بِمَا الْمَوْصُوْلَ جَرْ ¤ كَمُـــرَّ بِــالَّذِي مَرَرْتُ فَهْــوَ بــَــرْ
Demikian pun (sering melemparkan Aid pada Shilah Maushũl) yakni Aid yang dijarkan oleh Huruf yang mengejarkan Isim Maushũlnya (dengan ‘Amil yang seragam).
Contoh =
مُـــرَّ بِــالَّذِي مَرَرْتُ (takdirannya: مُـــرَّ بِــالَّذِي مَرَرْتُ بِهِ)
“berjalanlah anda dengan orang yang mana saya sudah bertemu”
D. Kesimpulan
Isim Maushũl (Kata Sambung) ialah Isim yang bermanfaat untuk menghubungkan sejumlah kalimat atau pokok benak menjadi satu kalimat. Contoh secara umum pemakaian Isim Maushũl laksana di bawah ini:
1. Bila Isim Maushũl itu digunakan untuk Muannats (perempuan) maka: الَّذِيْ menjadi: الَّتِيْ.
misal =
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَةُ الَّتِيْ تَدْرُسُ الْفِقْه =
“Guru (pr) yang mengajar fiqh itu telah datang”.
2. Bila Isim Maushũl itu dipakai untuk Mutsanna (dual) maka: الَّذِيْ menjadi: الَّذَانِ sementara الَّتِيْ menjadi: الَّتَانِ
misal = جَاءَ الْمُدَرِّسَانِ الَّذَانِ يَدْرُسَانِ الْفِقْهَ = “datang dua orang guru (lk) yang melatih fiqh itu”. misal =جَاءَتِ الْمُدَرِّسَتَانِ الَّتَان تَدْرُسَانِ الْفِقْهَ = “datang dua orang guru (pr) yang melatih fiqh”.
3. Bila Isim Maushũl itu digunakan untuk Jamak (banyak) maka : الَّذِيْ menjadi: الَّذِيْنَ sedangkan: الَّتِيْ menjadi: اللاَّتِيْ
misal = جَاءَ الْمُدَرِّسُوْنَ الَّذِيْنَ يَدْرُسُوْنَ الْفِقْهَ = “datang guru-guru (lk) yang melatih Fiqh itu”
misal = جَاءَتِ الْمُدَرِّسَاتُ اللاَّتِيْ يَدْرُسْنَ الْفِقْهَ = “datang guru-guru (pr) yang melatih fiqh itu”.
4. Isim-isim maushul:
الذي
yang : Untuk jenis laki-laki tunggal
التي
yang : Untuk wanita tunggal
اللذان
yang: Untuk dua laki-laki
اللتان
yang: Untuk dua perempuan
الذين
yang: Untuk tidak sedikit laki-laki
اللاتي
yang: Untuk tidak sedikit perempuan
من
yang: Khusus guna yang berakal
ما
yang: Khusus guna yang tidak berakal
Contoh-contoh dalam kalimat:
غلبت الذى غلبني
Saya sudah menang dari orang yang sudah pernah mengalahkanku
سفرت التى كانت عندنا
Telah pergi wanita yang tinggal bareng kami
احبّ الذين علموني
Aku menyukai orang-orang yang sudah mengajari aku
أحسن الى من احسن اليك
Berbuat baiklah anda kepada orang yang melakukan baik kepadamu
لاتأكل مالا تستطيع هضمه
Janganlah anda makan sesuatu yang anda tidak dapat mengunyahnya
Demikianlah penjelasan singkat tentang isim maushul, semoga bermanfaat dan selamat belajar. :D
Nilai : A
ReplyDelete