Contact Us - Privacy Policy - Disclaimer - Terms of Service - About

Pengertian Isim-isim Kinayah [أسماء الكناية] dalam Ilmu Nahwu

Pengertian Isim-isim Kinayah [أسماء الكناية] dalam Ilmu Nahwu

Pengertian Isim Kinayah

Menurut Syaikh Mustofa Gholaayiiny dalam kitabnya "Jaamiud durus" isim kinayah adalah lafadz-lafadz yang menunjukan arti mubham [umum] yang mengibaratkan seseuatu yang masih belum jelas seperti: jumlah, keadaan/kejadian, atau kegiatan.

Artikel Terkait: DOWNLOAD FULL KITAB JAMI'UD DURUS AL-ARABIYYAH (Juz 1, 2, dan 3 'Lengkap') file PDF

Maksudnya yaitu isim kinayah adalah isim yang menunjukan arti umum yang dimaksudkan untuk menunjuk arti jumlah, keadaan, atau kegiatan seseorang.

Contoh dalam bahasa Indonesia:

"Berapa banyak orang yang ikut ke pengajian?"
"Saya mengatakan demikian-demikian.."
"Saya punya buku kaya gini.."

Contoh dalam bahasa Arab:

كَمْ عِلْمًا تَعْرِفُ؟
"Berapa pengetahuan yang kamu ketahui?"

جِئْتُ يَوْمَ كَذَا
"Saya datang pada hari anu"

و كَأَيِّنْ مِنْ آيَةٍ فِي السَمَوَاتِ وَ الأرْضِ
"Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi 


bisa dimengerti kan ya maksud dari isim kinayah? kata-kata di atas adalah kata yang masih belum jelas tapi mengisyaratkan suatu jumlah, keadaan, ataupun kegiatan.


Isim-isim Kinayah 

Adapun isim kinayah yang dimaksud adalah sebagai berikut:


  • كَمْ [Berapa]

Adapaun kata 'كَمْ' mempunyai dua arti atau maksud, yaitu:
Pertama, Istifhamiyah, yaitu menunjukkan pertanyaan yang mengisyaratkan suatu jumlah yang masih belum jelas yang dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pastinya berapa. Contoh:

كَمْ يَوْمًا تَسْكُنُ فِى المَدِيْنَةِ؟
"Berapa hari kamu tinggal di kota?"

Kedua, Khobariyah, yaitu mengisyaratkan sebuah bilangan jumlah yang banyak dengan cara kabar [berita], Contoh:

كَمْ كِتَابٍ عِنْدِي
"Betapa banyaknya buku yang saya punya"

atau sama saja dengan:

عِنْدِ كُتُبٌ كَثِيْرَةٌ
"Saya mempunyai banyak buku"

Note:
- Pada contoh kedua di atas [كم] yang khobariyah, kata 'كِتَابٍ' dibaca jar karena menjadi Mudhof ilaih, dan kata 'كَمْ' selain ia adalah kam khobariyah, ia juga menjadi mudhof.


  • كَذَا [Demikian-demikian]

Adapun kata 'كَذَا' yaitu menunjukkan jumlah yang juga belum pasti berapanya. Contoh:

Menunjukkan jumlah yang tidak pasti berapanya:

قُلْتُ كَذَا
"Saya mengatakan demikian-demikian"

فَعَلْتُ كَذَا
"Saya melakukan demikian-demikian"

Menunjukkan jumlah tunggal:

جِئْتُ يَوْمَ كَذَا
"Saya datang pada hari anu"

Namun biasanya, kata 'كَذَا' ini sering sekali digunakan dengan cara mengulangnya dua kali sembari ditambahkan huruf 'athof yaitu 'كَذَا وَ كَذَا', contoh:

 قُلْتُ كَذَا وَ كَذَا
"Saya mengatakan demikian dan demikian"

Adapaun penggunakan kata 'كَذَا' satu kali atau tanpa huruf 'athof, sangatlah jarang.


  • كَأيِّنْ  [Betapa Banyak]

Adapun kata 'كَأيِّنْ' yaitu maknanya sama seperti 'كَمْ الخَبَرِِيَّةُ' [kam khobariyah]. Yaitu mengisyaratkan sebuah bilangan jumlah yang banyak dengan cara kabar [berita], Contoh:

و كَأَيِّنْ مِنْ آيَةٍ فِي السَمَوَاتِ وَ الأرْضِ
"Dan betapa banyak tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi 

وَ كَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ
"Dan betapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa."

Asal kata 'كَأيِّنْ' adalah terbentuk dari kata kaf at-tasybih [huruf ك yang artinya adalah 'menyerupai/seperti'] dan kata 'أيٍّ', dan karena tanwin sudah menjadi bagian dari kedua susunan tersebut maka ditulis dengan huruf nuun 'ن', maka jadilah kata baru 'كَأيِّنْ'.

Boleh juga menuliskannya sesuai asal katanya yaitu 'كَأَيٍّ'. Ada juga yang menulisnya dengan 'كَائِن', seperti contoh syair di bawah ini:

و كَائِن تَرَى من صَامتٍ لَك مُعجِبٍ             زِيَادَتُهُ أوْ نَقْصُهُ في التكلّم



  • كَيْتَ dan ذَيْتَ [Begini dan begini]

Adapun kata 'كَيْتَ dan ذَيْتَ ' keduanya mempunyai arti yang mengisyaratkan tentang suatu kalimat/ungkapan, baik itu berupa perkataan [terungkap], maupun berupa perilaku [yang dilakukan]. Seperti halnya penggunaan kata 'فُلَان'  [menyebut seorang lelaki yang belum diketahui/sengaja dirahasiakan identitasnya] dan 'فُلَانَة [menyebut seorang lelaki yang belum diketahui/sengaja dirahasiakan identitasnya] dalam menyebut seseorang yang belum jelas.

Untuk penggunakan kata 'كَيْتَ' biasanya khusus dalam perkataan, dan penggunaan kata 'ذَيْتَ' biasanya khusus dalam perbuatan/melakukan sesuatu. Keduanya juga harus diulang dua kali, contoh:

قُلْتُ كَيْتَ وَ كَيْتَ
"Saya katakan begini dan begini"

فَعَلْتُ ذَيْتَ وَ ذَيْتَ
"Saya melakukan begini dan begini"


Demikianlah penjelasan tentang isim-isim kinayah dalam ilmu nahwu, semoga dapat menambah pengetahuan kita tentang ilmu nahwu. Selamat belajar dan terimakasih sudah berkunjung. :)



Referensi:


  • Kitab Jami'ud Durus Al-Arobiyyah


1 comment:

  1. Terimakasih banyak ka, telah membantu ku memahami ini, Pas banget Ku juga lagi belajar kitab jamiuddurus. Semoga menjadi ladang pahala bagi kaka

    ReplyDelete