Pengertian Isim Istifham (اسم الاستفهام) dalam Ilmu Nahwu
Isim istifham (اِسْمُ الْإِسْتِفْهَامِ) ialah isim mabni yang dipakai untuk menanyakan mengenai sesuatu. Dalam bahasa Indonesia dinamakan “kata tanya”.
Contoh :
Siapakah orang pria ini? = مَنْ هَذَا الرَّجُلُ ؟
Apa yang terdapat di tanganmu? = مَا الَّذِي بِيَدِكَ ؟
Di manakah rumahmu? = أَيْنَ بَيْتُكَ ؟
Isim Istifham ialah :
- أَ (apakah).
Dipakai guna menanyakan mengenai isi kalimat dan guna menanyakan tentang di antara dari dua atau sejumlah hal, misal :
Apakah Muhammad telah datang? = أَ جَاءَ مُحَمَّدٌ ؟
Apakah kamu datang berkendaraan atau berlangsung kaki? = أَ رَاكِبًا جِئْتَ اَمْ مَاشِيًا ؟
- هَلْ (apakah).
Dipakai guna menanyakan mengenai isi kalimat, misal :
Apakah kamu datang dengan berkendaraan? = هَلْ جِئْتَ رَاكِبًا ؟
- مَنْ (siapa).
Dipakai guna menanyakan yang berakal, misal :
Siapakah orang yang berdiri di sana? = مَنِ الَّذِي قَامَ هُنَاكَ ؟
- مَا (apakah).
Dipakai guna menanyakan yang tidak berakal, misal :
Apakah ini? = مَا هَذَا ؟
Biasanya ditambah akhiran ذَا menjadi مَاذَا, misal :
Apakah yang sudah terjadi? = مَاذَا الَّذِي حَدَثَ ؟
- مَتَى (kapan).
Dipakai guna menanyakan mengenai waktu, misal :
Kapan kau berangkat? = مَتَى تُسَافِرُ ؟
- أَيْنَ (dimana).
Dipakai guna menanyakan mengenai tempat, misal :
Dimana kantor pos? = أَيْنَ مَكْتَبُ الْبَرِيْدِ ؟
- كَيْفَ (bagaimana).
Dipakai guna menanyakan keadaan, misal :
Bagaimana suasana cuaca? = كَيْفَ اَحْوَالُ الطَّقْسِ ؟
- كَمْ (berapa).
Dipakai guna menanyakan jumlah/bilangan, misal :
Berapa harga mobil itu? = كَمْ ثَمَنُ السَّيَّارَةِ ؟
Adakalanya kata tanya كَمْ didahului oleh kata depan (huruf jarr) بِ, sampai-sampai menjadi بِكَمْ (artinya tetap/berapa), misal :
Berapa kaubeli buku ini? = بِكَمْ اِشْتَرَيْتَ هَذَا الْكِتَابَ ؟
- أَيُّ (yang mana).
Dipakai guna menanyakan satu dari dua atau banyak, misal :
Buah-buahan yang mana yang kausuka? = أَيُّ فَاكِهَةٍ تُحِبُّ ؟
Di lokasi tinggal yang mana kautinggal? = فِي أَيِّ بَيْتٍ تَسْكُنُ ؟
Semua isim istifham di atas ialah mabni (artinya tidak berubah-ubah bunyi huruf akhirnya) kecuali أَيُّ, huruf ini merasakan perubahan menurut keterangan dari perubahan jabatannya di dalam kalimat.
Ini dari kitab apa ya?
ReplyDeleteBelagoh
ReplyDelete