Contact Us - Privacy Policy - Disclaimer - Terms of Service - About

Pengertian Jumlah (Kalimat) yang mempunyai Mahal I'rob Disertai dengan Contoh dan Pembagiannya

Pengertian Jumlah (Kalimat) yang mempunyai Mahal I'rob Disertai dengan Contoh dan Pembagiannya



🌟 Apa itu Kalimat yang Mempunyai Mahal I‘rob?

Dalam ilmu nahwu, i‘rob adalah perubahan akhir kata karena perubahan posisi (fi‘il, fa‘il, maf‘ul, dsb).


Nah, kalimat terdiri dari beberapa kata. Sebagian kalimat masuk sebagai satu posisi dalam kalimat besar, sehingga mereka mempunyai tempat (mahal) i‘rob, meskipun akhiran katanya tidak berubah.


👉 Jadi:


Kalimat yang mempunyai mahal i‘rob adalah kalimat yang berfungsi seperti satu kata dalam kalimat besar, sehingga mendapat kedudukan nahwu (subjek, objek, khabar, dsb).


Yang berubah bukan akhirnya, tapi kedudukannya.


🌟 Sederhananya begini:

Kalimat → tidak berubah harakat

Tapi → dianggap “satu paket kata” yang menempati posisi tertentu dalam jumlah

Maka → punya tempat i‘rob (mahal).


🌟 Jenis Kalimat yang Punya Mahal I‘rob

Ada dua jenis umum:


1️⃣ Jumlah Ismiyyah (kalimat nominal)

Jika jumlah ismiyyah menjadi:

  1. Khabar
  2. Sifat
  3. Hal
  4. Atau posisi lain


maka dia punya mahal i‘rob.


2️⃣ Jumlah Fi‘liyyah (kalimat verbal)

Jika jumlah fi‘liyyah menempati tempat kaidah seperti:


  • menjadi khabar
  • menjadi maf‘ul
  • menjadi hal
  • menjadi sifat


maka juga punya mahal i‘rob.


🌟 Contoh Paling Mudah

📌 1. Jumlah jadi KHABAR → punya mahal i‘rob

Contoh:

زيدٌ قامَ أبوهُ

Zaidun qāma abūhu

“Zaid, ayahnya telah berdiri.”


Penjelasan:

  • Zaidun → mubtada

  • qāma abūhu → jumlah fi‘liyah sebagai khabar → punya mahal i‘rob: marfu‘


Walaupun “qāma abūhu” tidak berubah harakatnya, tapi posisinya sebagai khabar, maka ia marfu‘ secara mahal.


📌 2. Jumlah jadi SIFAT → punya mahal i‘rob

Contoh:

جاءَني رجلٌ يضحكُ

Jā’anī rajulun yaḍḥaku

“Datang kepadaku seorang laki-laki yang sedang tertawa.”


Penjelasan:

  • Rājulun → maushūf (yang disifati)
  • yaḍḥaku → jumlah fi‘liyah sebagai sifat → punya mahal i‘rob: marfu‘ (mengikuti ism yang disifati)


📌 3. Jumlah jadi HAL → punya mahal i‘rob

Contoh:

رأيتُ الطفلَ يبكي

Ra’aytu ath-thifla yabkī

“Aku melihat anak itu sedang menangis.”


Penjelasan:

  • yabkī → jumlah fi‘liyah menjadi hal


Maka punya mahal i‘rob: manshub (karena hal itu manshub)


📌 4. Jumlah jadi MA’THUF (dihubungkan dalam posisi tertentu)

Contoh:

دخلتُ والناسُ يضحكون

Dakhaltu wan-nāsu yaḍḥakūn

“Aku masuk sementara orang-orang tertawa.”


  • Jumlah “yaḍḥakūn” adalah hal dari “an-nās” → mahal i‘robnya manshub.


🌟 Kesimpulan Singkat dan Mudah

Kalimat yang punya mahal i‘rob adalah kalimat yang mengambil posisi nahwu (khabar, hal, sifat, dll).


Harakat kata-katanya tidak berubah, tetapi kedudukannya dihitung seperti kedudukan satu kata.


Karena punya posisi, maka disebut "lahu mahal min al-i‘rob".