Pengertian Fi'il Lazim
Fi'il lazim adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek untuk menjadi kalimat sempurna. dalam bahasa indonesia biasa kita kenal dengan kata kerja intransitif, contoh:
Sangat jelas tentunya contoh fi'il lazim di atas, ia sama sekali tidak membutuhkan objek (maf'ul bih) untuk menjadi kalimat sempurna dan memahamkan.
fi'il lazim hanya membutuhkan fa'il (pelaku) tapi tidak membutuhkan maf'ul bih (objek).
Berikut ini adalah ciri-ciri atau fi'il yang sudah dipastikan termasuk fi'il lazim atau kata kerja yang tidak membutuhkan objek:
1. Fi'il yang menunjukan arti sifat:
- ุดَุฌُุนَ: "Berani"
- ุฌَุจَُู: "Takut"
- ุญَุณَُู: "Baik"
- َูุจَุญَ: "Jelek"
2. Fi'il yang menunjukan arti ukuran:
- ุทَุงَู: "Panjang"
- َูุตَุฑَ: "Pendek"
3. Fi'il yang menunjukan arti kebersihan:
- ุทَُูุฑَ: "Suci"
- َูุธَُู: "Bersih"
4. Fi'il yang menunjukan arti kotor:
- َูุณِุฎَ: "Kotor"
- ุฏَِูุณَ: "Kotor"
- َูุฐِุฑَ: "Tercemar"
5. Fi'il yang menunjukan arti keadaan yang tidak lazim dan bukan termasuk gerakan:
- ู َุฑِุถَ: "Sakit"
- َูุณَِู: "Malas"
- َูุดِุทَ: "Rajin"
- َูุฑِุญَ: "Gembira"
- ุญَุฒَِู: "Sedih"
- ุดَุจِุนَ: "Kenyang"
- ุนَุทِุดَ: "Lapar"
6. Fi'il yang menunjukan arti warna:
- ุฅِุญْู َุฑَّ: "Memerah"
- ุฅِุณَْูุฏَّ: "Menghitam"
- ุฅِุฎْุถَุฑَّ: "Menghijau"
- ุฅِุจَْูุถَّ: "Memutih"
- ุฅِุตَْูุฑَّ: "Menguning"
- ุฅِุฒْุฑََّู: "Membiru"
7. Fi'il yang mengikuti wazan (َูุนَُู):
- ุญَุณَُู: "Baik"
- ุดَุฌُุนَ: "Berani"
- ุดَุฑَُู: "Mulia"
- َูุฑُู َ: "Mulia"
- ุฌَู َُู: "Indah/baik"
8. Fi'il yang mengikuti wazan (ุฅَْููุนََู):
- ุฅَْููุณَุฑَ: "Pecah"
- ุฅْูุญَุทَู َ: "Hancur"
- ุฅْูุทَََูู: "Pergi"
9. Fi'il yang mengikuti wazan (ุฅْูุนََّู):
- ุฅِุญْู َุฑَّ: "Memerah"
- ุฅِุณَْูุฏَّ: "Menghitam"
- ุฅِุฎْุถَุฑَّ: "Menghijau"
- ุฅِุจَْูุถَّ: "Memutih"
Pengertian Fi'il Muta'addi
Fi'il muta'addi adalah kata kerja yang membutuhkan objek untuk menjadi kalimat sempurna, dalam Bahasa Indonesia biasa kita kenal dengan kata kerja transitif, contoh:
Berbeda dengan fi'il lazim, fi'il muta'addi ini sangat membutuhkan maf'ul bih atau objek agar kalimat menjadi sempurna dan dapat dipahami, terlihat dari contoh di atas, jika kalimat di atas hanya tersusun dari kata kerja dan subjek saja contoh: "َูุชَุญَ ุงูุฑَุฌُُู" "Lelaki itu membuka", maka akan ada pertanyaan, apa yang dibuka? karena kalimat itu masih belum sempurna dikarenakan kata kerja "membuka" termasuk kata kerja transitif atau fi'il muta'addi yang sangat membutuhkan objek, maka yang benar adalah "َูุชَุญَ ุงูุฑَุฌُُู ุงูุจَุงุจَ" "Lelaki itu membuka pintu".
Adapun ciri-ciri dari fi'il muta'addi adalah DAPAT disambung dengan HA dhomir (ูู) yang merujuk kepada maf'ul bih, contoh:
Dari contoh di atas tentunya sudah cukup rinci dan dapat diketahui bahwa HA dhomir pada contoh di atas adalah menjadi ciri bahwa fi'il "ุฃْูุฑَู
َ" merupakan fi'il muta'addi karena ia membutuhkan objek.
Adapun HA dhomir yang merujuk kepada MASDAR dan DHOROF, maka Ha dhomir yang merujuk pada MASDAR dan DHOROF BUKAN termasuk Tanda dari Fi'il Muta'addi, contoh:
HA dhomir yang merujuk kepada MASDAR:
ุงูุถَุฑْุจُ ุถَุฑَุจْุชُُููู "Pukulan yang saya Pukul"
HA dhomir yang merujuk kepada DHOROF:
َْููู
ُ ุงูุฌُู
ْุนَุฉِ ุฒُุฑْุชُُููู "Hari Jumat yang sudah kulalui"
Pembagian Fi'il Muta'addi
Ada dua macam pembagian fi'il muta'addi, yaitu:
- Muta'addi dengan sendirinya (ู ُุชَุนَุฏِّู ุจَِْููุณِِู)
Fi'il muta'addi yang bertemu dengan maf'ul bih (objek) secara langsung (atau tanpa perantara huruf jar), contoh:
ุฅِุดْุชَุฑَู ุฃَุญْู
َุฏُ ุงََูููู
َ "Ahmad Membeli Pena"
Contoh di atas termasuk fi'il muta'addi yang biasa kita lihat dan termasuk muta'addi dengan sendirinya (ู
ُุชَุนَุฏِّู ุจَِْููุณِِู). dan Maf'ul (objek) nya dinamakan "Shorih" atau "Jelas"
- Muta'addi dengan perantara huruf jar (ู ُุชَุนَุฏِّู ุจِุบَْูุฑِِู)
Fi'il muta'addi yang sampai kepada maf'ul bih (objek) dengan perantara huruf jar, contoh:
ุฐََูุจْุชُ ุจَِููู >>> ุฃَุฐَْูุจْุชَُู
"Saya pergi denganmu >>> Saya memberangkatkanmu"
Huruf jar bi "ุจِู" yang bertanda merah di atas adalah sebagai perantara bagi fi'il untuk menjadikannya fi'il muta'addi. dan Maf'ul (objek) nya dinamakan "Ghoiru Shorih" atau "Tidak Jelas".
Terkadang Fi'il muta'addi membutuhkan dua maf'ul bih (objek) yang berbeda, objek pertama "Shorih", dan objek kedua "Ghoiru Shorih" atau dengan perantara huruf jar. Contoh:
ุฃَุฏُّْูุง ุงูุฃู
َุงَูุงุชِ ุฅَِูู ุฃَِْูููุง
"Sampaikanlah amanah-amanah kepada ahlinya (kepada orang yang dituju)"
ุงูุฃู
َุงَูุงุชِ merupakan maf'ul bih (objek) pertama, "Shorih" atau "Jelas", sedangkan ุฃََِْูููุง merupakan maf'ul bih (objek) kedua yang "Ghoiru Shorih" karena dengan perantara huruf jar "ุฅَِูู"
(Baca juga tentang Huruf Jar di sini: Pengertian Huruf dalam ilmu nahwu dan pembagiannya)
Fi'il Muta'addi yang membutuhkan objek lebih dari satu
Fi'il muta'addi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: Fi'il muta'addi yang membutuhkan satu objek, Fi'il muta'addi yang membutuhkan dua objek, dan fi'il muta'addi yang membutuhkan tiga objek. Adapun fi'il muta'addi yang membutuhkan satu objek sangatlah banyak, diantaranya:
َูุชَุจَ Menulis
ุฃุฎَุฐَ Mengambil
ุฃْูุฑَู
َ Memuliakan
ุถَุฑَุจَ Memukul
Nah, di bawah ini adalah fi'il muta'addi yang membutuhkan objek lebih dari satu:
1. Fi'il muta'addi yang membutuhkan dua objek.
Fi'il yang membutuhkan dua objek ini juga dibagi lagi menjadi dua baigan, yaitu:
a. Fi'il yang menashobkan kedua objek (maf'ul bih) yang mana kedua objek tersebut bukanlah mubtada' dan khobar, contoh:
Fi’il
|
Contoh Kalimat
|
Arti
|
ุฃุนْุทَู
|
ุฃุนْุทَْูุชَُููู
ِูุชَุงุจุงً
|
"Saya
memberikanmu
buku"
|
ุณَุฃََู
|
ุณَุฃَْูุชُُููู
ُُْูููุณุงً
|
"Saya
memintainya
uang"
|
ุฃَْูุจَุณَ
|
ุฃَْูุจَุณْุชُ
ุงูุทَุงِูุจَ ِูุณุงَุนุงً
|
"Saya
memakaikan siswa
mendali"
|
ุนََّูู
|
ุนََّูู
َ
ุงูุฃุณْุชَุงุฐُุงูุทُّูุงَุจَ
ุงูุฃุฏَุจَ
|
"Guru
mengajarkan para siswa
adab"
|
Daftar contoh di atas, merupakan contoh fi'il yang membutuhkan dua objek dan kedua objek tersebut sebelumnya bukanlah mubtada' dan khobar. coba kita ambil contoh di atas:
"ุณَุฃَْูุชُُููู ُُْูููุณุงً"
Jika kita ambil kedua objek di atas ُูู dan ُُْูููุณุงً, menjadi "َُูู ُُْูููุณٌ" artinya adalah "Dia uang", walaupun keduanya mengikuti susunan mubdata' dan khobar, tapi secara istilah, susunan itu tidak masuk kriteria mubtada' dan khobar karena kalimatnya tidak masuk akal.
1) Af'alul Qulub (ุฃْูุนَุงُู ุงُُْููููุจِ): dinamakan Af'alul qulub karena ia menggunakan kata-kata kerja yang mengandung rasa, Af'alul Qulub juga dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
- Af'alul Yaqiin (ุฃْูุนَุงُู ุงَِِْููููู): Fi'il-fi'il yang menunjukan arti yakin, contohnya yaitu:
Fi’ilContoh KalimatArti Kalimatุฑَุฃَู(yang berarti “mengerti dan yakin” biasanya diartikan “berpendapat”), adapun “ุฑَุฃَู” yang berarti “melihat” ia hanya membutuhkan satu objek, contoh:“ุถَุฑَุจَُู َูุฑุขُู” "Ia dipukul, maka ia melihatnya”(ุฅَُّููู ْ َูุฑََُْููููู ุจَุนِْูุฏุงً ََููุฑَุงُู َูุฑِْูุจุงً)objek dari fi’il pertama: ُูู dan ุจَุนِْูุฏุงًObjek dari fi’il kedua: ُูู dan َูุฑِْูุจุงً“Sesungguhnya mereka meyakini bahwa adzab itu jauh (artinya tidak akan terjadi), tapi kami yakin itu nyata (dekat)”.ุนَِูู َ(yang berarti “yakin”), adapun “ุนَِูู َ" yang berarti “mengetahui”, ia hanya membutuhkan satu objek, contoh:
“ุนَِูู ْุชُ ุงูุฃู ْุฑَ” "Saya mengetahui sesuatu”(َูุฅْู ุนَِูู ْุชُู َُُّْูููู ู ُุคْู َِูุงุชٍ َููุงَ ุชَุฑْุฌِุนَُُّْููู ุฅَูู ุงَُّูููุงุฑ )Objeknya: َُّูู dan ู ُุคْู َِูุงุชٍ“Jika Kalian yakin Perempuan-perempuan itu orang yang beriman, maka jangan kembalikan mereka kepada orang-orang kafir”َูุฌَุฏَ(yang berarti “mengetahui dan menyakini”), adapun jika “َูุฌَุฏَ” yang berarti “menemukan”, maka hanya membutuhkan satu objek, contoh:“َูุฌَุฏْุชُ ََููู ุงً ” "Saya menemukan pena”َูุฌَุฏْุชُ ุงูุตِุฏَْู ุฒِْููุฉَ ุงูุนَُููุงَุกِObjeknya: ุงูุตِุฏَْูdan ุฒِْููุฉَ ุงูุนَُููุงَุกِ“Saya meyakini Kejujuran adalah perhiasan orang-orang yang berakal”
karena af'alul yaqin masuk pada bagian fi'il yang menashobkan kedua objek (maf'ul bih) yang mana kedua objek tersebut asalnya adalah mubtada' khobar, maka mari kita cek contoh di atas apakah benar objek-objeknya tersusun dari mubtada' dan khobar.
َูุฌَุฏْุชُ ุงูุตِุฏَْู ุฒِْููุฉَ ุงูุนَُููุงَุกِ “Saya meyakini Kejujuran adalah perhiasan orang-orang yang berakal”jika kedua objek di atas langsung kita pisahkan, ternyata BENAR keduanya menjadi mubtada' dan khobar:
ุงูุตِุฏُْู ุฒِْููุฉُ ุงูุนَُููุงَุกِ "Kejujuran adalah perhiasan orang-orang yang berakal"
Nah karena kalimat di atas sudah terpisah dan menjadi mubtada' dan khobar maka keduanya juga mempunyai kedudukan i'rob yang berbeda yaitu rofa'.
Adapun bagi teman-teman yang bertanya bagaimana kita tahu ketiga contoh fi'il di atas artinya adalah "yakin"? sedangkan sebenarnya ketiganya mempunyai arti yang berbeda. Jawabannya adalah "tergantung konteks kalimat", tergantung bagaimana mutakallim (orang berbicara) menuturkan fi'il-fi'il di atas, jika yang dimaksud adalah fi'il dengan arti "yakin" maka ia mempunyai dua objek, tapi jika yang maksudkan adalah arti sesungguhnya, maka ia mempunyai satu objek saja. Misal saja dalam penggunaan fi'il "َูุฌَุฏَ" yang arti asalnya adalah "menemukan":
contoh kasus saya mengatakan: "َูุฌَุฏْุชُ ُُْูููุณุงً ِูู ุงูุทَุงุฑِِู"
Nah, maka sudah jelas kan, kalimat di atas cuma butuh satu objek, maka arti Bahasa Indonesianya adalah "Aku menemukan uang di jalan"
- Af'alud Dhzon (ุฃْูุนَุงُู ุงูุธَِّّู): fi'il-fi'il yang menunjukan arti perasangka, contohnya yaitu:
Fi’ilContoh KalimatArtiุธََّู
menunjukan arti “menyangka/mengira”ุธََْููุชَُููู ุนَِّููุงً
Objeknya adalah Dhomir َูู dan ุนَِّููุงً
“Saya kira kamu Ali” ุญَุณِุจَ
menunjukan arti “menyangka/mengira”
َูุญْุณَุจُُูููู ُ ุงูุฌَุงُِูู ุฃุบَِْููุงุกَ ู َِู ุงูุชَّุนَُِّูู
Objeknya adalah Dhomir ُูู ْ dan ุฃุบَِْููุงุกَ“Orang – orang yang bodoh menyangka mereka adalah orang kaya, karena mereka memelihara diri dari meminta- minta” ุฌَุนََู
yang menunjukan arti “mengira”.
Adapun “ุฌَุนََู” yang berarti “menjadikan”, maka hanya mempunyai satu objek, contoh:
“َูุฌَุนََู ุงูุธُُูู َุงุชِ َูุงُْูููุฑَ”
“Allah lah yang menjadikan kegelapan dan cahaya”َูุฌَุนَُููุง ุงْูู ََูุงุฆَِูุฉَ ุงَّูุฐَِูู ُูู ْ ุนِุจَุงุฏُ ุงูุฑَّุญْู َِٰู ุฅَِูุงุซًุงObjeknya adalah ุงْูู ََูุงุฆَِูุฉَ dan ุฅَِูุงุซًุงSedangkan “ ุงَّูุฐَِูู ُูู ْ ุนِุจَุงุฏُ ุงูุฑَّุญْู َِٰู” adalah susunan isim mausul “ุงَّูุฐَِูู” dan shilah nya “ُูู ْ ุนِุจَุงุฏُ ุงูุฑَّุญْู َِٰู” yang menerangkan sifat“ุงูู َูุงَุฆَِูุฉ”.Dan mereka mengira malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. ุฒَุนَู َ
yang menunjukan arti
“ุธٌَّู ุฑَุงุฌِุญٌ/benar-benar berperasangka”, karena dalam budaya Arab, ada juga namanya “ุงูุธََُّู ุงَููุงุณِุฏُ/perasangka yang rusak” maksudnya adalah suatu perkataan yang mengandung kebohongan, dan termasuk budaya orang Arab, jika ada orang yang biasa berbohong lalu ia berkata sesuatu, maka orang-orang akan mengatakan “ุฒَุนَู َ ُููุงٌَู” "si fulan telah berperasangka (berbohong)”ุฒَุนَู َุชِْูููู ุดَْูุฎุงًObjeknya adalah dhomir ِูู dan ุดَْูุฎุงًfi’il yang ada pada kalimat di atas mempunyai arti
“ุธٌَّู ุฑَุงุฌِุญٌ/benar-benar berperasangka”“Dia (perempuan) mengira saya seorang syeikh”
Sama halnya dengan af'alul yaqin, Af'alud Dhzon juga masuk pada bagian fi'il yang menashobkan kedua objek (maf'ul bih) yang mana kedua objek tersebut asalnya adalah mubtada' khobar, maka mari kita cek contoh di atas apakah benar objek-objeknya tersusun dari mubtada' dan khobar.
َูุญْุณَุจُُูููู ُ ุงูุฌَุงُِูู ุฃุบَِْููุงุกَ ู َِู ุงูุชَّุนَُِّูู“Orang – orang yang bodoh menyangka mereka adalah orang kaya, karena mereka memelihara diri dari meminta- minta”
jika kedua objek di atas langsung kita pisahkan, ternyata BENAR keduanya menjadi mubtada' dan khobar:
ُูู ْ ุฃุบَِْููุงุกٌ " mereka adalah orang kaya"
Nah karena kalimat di atas sudah terpisah dan menjadi mubtada' dan khobar maka keduanya juga mempunyai kedudukan i'rob yang berbeda yaitu rofa'.
2) Af'alut Tahwil (ุฃْูุนَุงُู ุงูุชَุญِِْْููู): Fi'il yang menunjukan arti "berubah dari sesuatu menjadi sesuatu", Contoh:
Fi’il
|
Contoh Kalimat
|
Arti
|
ุตََّูุฑ |
ุตََّูุฑْุชُ
ุงูุนَุฏَُّู ุตَุฏِْููุงً
|
“Saya menjadikan musuh menjadi teman” |
ุฑَุฏَّ |
َูุฏَّ َูุซِูุฑٌ
ู
ِّْู ุฃَِْูู ุงِْููุชَุงุจِ َْูู
َูุฑُุฏَُُّูููููู
ู
ِّู ุจَุนْุฏِ ุฅِูู
َุงُِููู
ْ َُّููุงุฑุงً
ุญَุณَุฏًุง ู
ِّْู ุนِูุฏِ ุฃَُููุณِِูู
|
"Kebanyakan dari orang-orang keturunan Kitab ingin, kiranya mereka. dapat mengembalikan kamu menjadi kafir sesudah beriman” |
ุชَุฎِุฐَ |
ุชَุฎِุฐْุชَُููู
ุตَุฏِْููุงً
|
“Saya menjadimu teman” |
ุงุชَّุฎَุฐَ |
ูุงุชَّุฎَุฐَ
ุงُููู ุงุจْุฑَุงِْููู
َ
ุฎَِْูููุงً
|
“Allah menjadikan Nabi Ibrohim kesayanganNya” |
2. Fi'il muta'addi yang membutuhkan tiga objek.
Dalam hal ini fi'il-fi'il yang membutuhkan tiga objek ada jumlahnya ada 7, yaitu:
ุฃَุนَْูู َ – ุฃَุฑَู – ุฃَْูุจَุฃَ – ุฎَุจَّุฑَ – ุฃَุฎْุจَุฑَ – ุญَุฏَّุซَ
Contoh:
ุฃَุนَْูู َ – ุฃَุฑَู – ุฃَْูุจَุฃَ – ุฎَุจَّุฑَ – ุฃَุฎْุจَุฑَ – ุญَุฏَّุซَ
Contoh:
Fi’il
|
Contoh Kalimat
|
Arti
|
ุฃَุฑَู |
ุฃَุฑَْูุชُ
ุณَุนِْูุฏุงً
ุงูุฃู
ْุฑَ
َูุงุถِุญุงً
|
“Saya memperlihatkan Said bahwa perkara itu jelas” |
ุฃุนَْูู َ |
ุฃุนَْูู
ْุชُُููู
ุฅَّูุงُู
ุตَุญِْูุญุงً
|
“Saya memberitahukannya bahwa hanya dia yang benar” |
ุฃْูุจَุฃَ |
ุฃْูุจَุฃْุชُ
ุฎَِْูููุงً
ุงูุฎَุจَุฑَ
َูุงِูุนุงً
|
“Saya mengabarkan Kholil bahwa kabar tersebut nyata (fakta)” |
َูุจَّุฃَ |
َูุจَّุฃุชُُููู
ุฅَّูุงُู
ุตَุญِْูุญุงً
|
“Saya memberitahukannya bahwa hanya dia yang benar” |
ุฃุฎْุจَุฑَ |
ุฃุฎْุจَุฑْุชُ
ุนًَِّููุง
ุฒَْูุฏุงً
ู
ُุณَุงِูุฑุงً
|
“Saya mengabarkan Ali bahwa Zaid sedang pergi (musafir)” |
ุฎَุจَّุฑَ |
ุฎَุจَّุฑْุชُُููู
ََُْูููู
ุญًََูุง
|
“Saya memberitahukannya bahwa perkataannya benar” |
ุญَุฏَّุซَ |
ุญَุฏَّุซْุชُُููู
ุงูุญَِูุงَูุฉَ
َูุงِูุนุงً
|
Saya menceritakan kepadanya bahwa cerita tersebut
nyata
|
Demikianlah pembahasan tentang fi'il lazim dan fi'il muta'addi secara rinci semoga dapat membantu teman-teman dalam memahami bab ini. Selamat belajar! :D
Oya untuk mengulas kembali pembahasan fi'il lazim dan fi'il muta'addi, berikut ini saya buatkan bagan pembagiannya, semoga membantu, teman-teman!
Referensi:
- Kitab "Jami'ud Durus Al-Arobiyyah"
Terimakasih sudah berbagi pengetahuannya,. http://bit.ly/2JmA3tA
ReplyDeleteSama sama, terimakasih sudah berkunjung. ๐
DeleteAlhamdulillah bertambah ilmu
ReplyDeleteAlhamdulilah semoga bermanfaat. ☺️
Deletesyukron atas pelajarannnya, semoga Allah memberikan pahala yang sebesar2 besarnya pada antum
ReplyDeleteAmin ya Allah, terimakasih banyak, semoga doanya kembali juga kepada yg mendoakan amin. ☺️
DeleteTerima masik
ReplyDeletesama sama, terimakasih sudah berkunjung. :)
DeleteMakasih info nya yaa....
ReplyDelete๐๐๐๐
Sama sama. semoga bermanfaat yaa. :D
DeleteMAKASIH YAAAAAAAAAAA MBAKKKKKKKK
ReplyDeleteSama sama mass, terimakasih sudah berkunjung. :D
DeleteMasyaAlloh, barokallohu fiik
ReplyDeletealhamdulillah ... baarokalloohu laka
ReplyDeleteuntuk referensi kitab apa min?
ReplyDeletemenggunakan Kitab "Jami'ud Durus Al-Arobiyyah" ya lur, bisa download kitabnya di sini:
Deletehttps://arabunaa.blogspot.com/2019/07/download-full-kitab-jamiud-durus-al.html
Semoga bermanfaat, amiin
Jazaakallohu Khoir
ReplyDeleteJazakillah min๐
ReplyDeleteMasyaAllah..
ReplyDeleteJazaakallaahu khairn..
Semoga Allah mudahkan untuk mempelarinya
Fan memberikan pahala kebaikan bagi penulisnya.. syukron
Barokallah kak.. Untuk bab yang lain dari kitab jami'uddurus masih ada lagi kah setelah beberapa daftar judul diatas? Alhamdulillah sangat membantu sekali dan penjelasan nya sangat memadamkan.. Terimakasih..
ReplyDeleteSaya berharap pembahasan nya mengupas tuntas kitab jami'uddurus al-arobiyah ini, hehe
Satu fi'il yang bisa jadi fi'il muta'adi dan lazim sekaligus itu misalnya bagaimana.?
ReplyDeleteMaaf ustadz mau bertanya, fiil lazim kan ngak membutuhkan objek tapi kalo kita kasih objeknya apa boleh?
ReplyDeleteAlhamdulillah ๐ฟ pembahasan kyak gini yg saya cari² mudah²an berkah ustadz terimaksih banyak ustadz๐๐
ReplyDeleteterima kasih
ReplyDeleteDi jamiud durus bagian bab apa
ReplyDelete