إِنَّ الْوَاوَ وَ الْيَاءَ السَّاكِنَتَيْنِ لاَتُبْدَلاَنِ آلِفًا إِلاَّ إِذَا كَانَ سُكُوْنُهُمَا غَيْرَ أَصْلِيٍّ بِأَنْ نُقِلَتْ حَرْكَتُهُمُا اِلَى مَا قَبْلَهُمَا نَحْوُ أَجَابَ أَصْلُهُ أَجْوَبَ وَ أَبَانَ أَصْلُهُ أَبْيَنَ
Wawu ataupun ya’ yang berharakat sukun, keduanya tidak boleh diubah menjadi Alif, kecuali bila sukunnya tidak asli karena pergantian harokat keduanya pada huruf sebelumnya( amati kaidah ilal ke 2). Contoh:أَجَابَ asalnya أَجْوَبَ serta أَبَانَ asalnya أَبْيَنَ.