اِذَاوَقَعَتِ الْوَاوُ بَعْدَ كَسْرَةٍ فِيْ اِسْمٍ اَوْفِعْلٍ ، اُبْدِلَتْ يَاءً، نَحْوُ رَضِيَ وَغَازٍ اَصْلُهُمَا رَضِوَ وَ غَازِوٌ
Maksudnya:
Ketika terdapat huruf wawu jatuh sehabis harakat kasrah di dalam isim ataupun fiil, maka huruf wawu itu ditukar dengan huruf ya. Contoh lafadz"رَضِيَ" serta"غَازٍ" asalnya yakni"رَضِوَ" serta"غَازِوٌ".
Dari kaidah di atas, baik Arab serta terjemah Bahasa Indonesianya, maka perihal penting yang butuh dicatat menimpa kaidah ke 8 ini yakni:
terdapatnya huruf wawu yang jatuh sehabis huruf yang berharakat kasroh
terletaknya huruf wawu tersebut berlaku baik di dalam isim ataupun fiil
Maka huruf wawu tersebut wajib ditukar jadi huruf ya
Ilal Lafadz رَضِيَ ( Radliya) serta Lafadz غَازٍ( Ghazin)
Lafadz رَضِيَ asalnya merupakan رَضِوَ menjajaki wazanفَعِلَ( fiil madli).
Bersumber pada kaidah 8 di atas, pada lafadzرَضِوَ, ada huruf wawu yang terletak sehabis huruf yang berharakat kasroh, maka huruf wawu tersebut wajib ditukar jadi huruf ya, sehingga berganti jadi lafadzرَضِيَ.
Nah, adapaun ilal lafadzغَازٍ( ghazin), maka telah dipaparkan pada kaidah ilal ke 5, silahkan kunjungi lebih lanjut pada link di samping ini: Kaidah Ilal 5, Lafadzيَغْزُوْ serta Lafadzغَازٍ.
Demikian uraian kaidah ilal yang ke 8, mudah- mudahan bisa membagikan khasiat untuk kita semua, secara khusu untuk penulis web serta untuk pembaca secara umumnya, terima kasih.
Kaidah I'lal :
Referensi:
- Kitab Qowaidul I'lal Fis Sharf
No comments:
Post a Comment