Selain kaana wa akhwatuha dan inna wa akhwatuha yang menjadi amil yang masuk pada kalimat ismiyah yaitu susunan kalimat yang terdiri dari mubtada dan khobar, ada satu lagi amil yang masuk pada mubtada dan khobar, apakah itu? Iya, sesuai judul kita yaitu Dzonna wa akhwatuha atau isim dzonna dan saudara-saudaranya. Berikut ini adalah penjelasannya.
Definisi Dzonna wa
Akhwatuha.
Dzonna wa Akhwatuha secara arti
bahasa bisa diartikan sebagai Dzonna dan saudara-saudaranya. Sedangkan secara
istilah Dzonna dan saudara-saudaranya ini yaitu salah satu amil yang bisa masuk
kedalam jumlah ismiyah yaitu masuk pada mubtada dan khobar.
Dzonna wa akhwatuha sebenarnya tidak
jauh berbeda dengan kaana dan inna, hanya saja jika kaana wa akhwatuha tugasnya
yaitu merofa’kan mubtada dan menashobkan khobar, adapun innaa wa akhwatuha itu
tugasnya menashobkan mubtada dan merofa’kan khobarnya.
Baca Selengkapnya : Pengetian kaanawa akhwatuha
Pengertian innaa wa akhwatuha
Nah, adapun dzonna wa akhwatuha itu
tidak hanya menshobkan mubtada atau khobarnya saja, tapi menashobkan mubtada
dan khobarnya juga. Tugas Dzonna wa akhwatuha ini tentu berbeda jauh dengan
fungsi amil lain seperti halnya Kaana wa akhwatuhaa yang hanya menashobkan khabar
dan Inna yang hanya menashobkan mubtada’. Ternyata tugas Dzonna wa akhwatuhaa
ini justru menashobkan mubtada’ dan khobarnya.
Mubtada’ dan khobar adalah menjadi
maf’ul atau objek dari Dzonna wa akhwatuha makanya dibaca dengan nashob.
Daftar
Saudara-saudara Dzonna
Sesuai judul postingan ini, Dzonna
wa Akhwatuha ini terdiri atas Dzonna (ظَنَّ) dan
teman-temannya. Daftar dari Dzonna dan saudara-saudara tersusun dari Af’aalul
Qulub dan Af’aalut Tahwil.
Kata ‘Dzonna’ atau yang artinya
adalah ‘mengira’, kata ‘mengira’ ini dinamakan juga sebagai Af’aalul Qulub
karena memiliki arti yang berkaitan dengan hati. Af’aalul Qulub mempunyai arti
yakin (meyakinkan khobar)
Penggunaan lainnya, Dzonna (ظَنَّ)
juga masuk dalam kategori Af’aalut tahwil (أفعال التحويل)
yang bermakna ‘merubah’ dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Af’aalul Tahwil (أفعال التحويل) adalah semua kata kerja yang memiliki
makna syoyyaro atau artinya ‘menjadikan atau merubah’.
Berikut ini adalah daftar teman-teman Dzonna dan penjelasannya:
1. Dzonna (ظَنَّ)
Dzonna (ظَنَّ) bermakna ‘menyangka
atau mengira’. Contoh Dzonna (ظَنَّ) :
Susunan mubtada khobar :
زَيْدٌ ذَاهِبٌ
Zaid pergi
Kemasukan dzonna :
ظَنَنْتُ زَيْدًا ذَاهِبًا
Saya kira Zaid pergi
Pada kalimat pertama kita lihat susunan mubtada khobar (زَيْدٌ ذَاهِبٌ ) masih dibaca rofa’ dengan dhommah. Adapun kalimat kedua sudah mulai kemasukan dzonna dengan tarkib dzonantu ظَنَنْتُ yang artinya ‘Saya kira’, kemudian mubtada khobar yang jatuh setelah dzonna dibaca nashob karena menjadi maf’ul bih nya dzonna (زَيْدًا ذَاهِبًا)
2. Hasiba (حَسِبَ)
Kata Hasiba (حَسِبَ) pun juga
mempunyai arti yang sama dengan dzonna yaitu artinya ‘mengira’. Contoh kalimat حَسِبَ yaitu:
حَسبْتُ مَحْمُوْدًا صَادِقًا
Aku Kira Mahmud adalah orang yang
jujur
Kata (مَحْمُوْدًا ) dan (صَادِقًا)
dibaca nashob karena menjadi maf’ul bih dari lafadz hasibtu (حَسبْتُ ).
3. Khoola (خَالَ)
Kata Khoola (خَالَ) bermakna ‘membayangkan
atau menduga’, contoh kalimatnya yaitu:
خلْتُ اُسْتَاذَةً حَاضِرَةً
Saya membayangkan Ibu guru itu hadir
Maf’ul bih dari Khola (خَالَ)
pada kalimat di atas ada dua yaitu (حَاضِرَةً) serta (اُسْتَاذَةً )
yang keduanya dibaca nashob.
4. Za’ama (زَعَمَ)
Kata Za’ama (زَعَمَ) bermakna ‘menduga
dengan keyakinan’, contoh dalam kalimat:
زَعَمْتُ طَالِبًا نَائِمًا
Saya menduga Siswa itu tidur
Maf’ul bih dari Za’amtu (زَعَمْتُ ) pada kalimat ini adalah (طَالِبًا ) dan (نَائِمًا)
yang keduanya dibaca nashob.
5. Ro’a (رَأَى)
Kata Ro’a (رَأَى) mempunyai arti
melihat, dan secara tata bahasa, kata ro’a ini memang mempunyai fungsi
menashobkan 2 maf’ul sama seperti dzonna. Contoh:
رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ
Saya (mimpi) melihat 11 bintang,
matahari, dan bulan.
Maf’ul bih dari Ro’a (رَأَى)
pada kalimat di atas yaitu (اَحَدَ عَشَرَ) serta (كَوْكَبًا )
dan keduanya dibaca nashob.
6. ‘Alima (عَلِمَ)
Kata ‘Alima (عَلِمَ) mempunyai
makna ‘mengetahui’, contoh kalimat:
عَلِمْتُ حَامِدًا تَاجِرًا Aku tahu Hamid itu seorang pedagang.
Kata ‘alimtu (عَلِمْتُ )
pada kalimat di atas mempunyai dua maf’ul atau objek yaitu (حَامِدًا )
dan (تَاجِرًا ).
7. It-Takhodza (اتَّخَذَ)
Kata It-Takhodza (اتَّخَذَ)
mempunyai arti menjadikan, secara makna saja bisa kita bayangkan, bahwa kata
‘menjadikan’ itu mempunyai dua objek atau maf’ul sehingga kata ini masuk dalam
saudaranya dzonna. Seperti pada kalimat berikut:
اتَّخَذْتُ طَالِبَ الْعِلْمِ أخًا
Saya menjadikan penuntut ilmu itu
sebagai Saudara
Kata it-takhodztu pada kalimat di
atas ‘اتَّخَذْتُ ’
mempunyai dua objek yaitu ‘طَالِبَ الْعِلْمِ’ dan ‘أخًا’.
8. Ja’ala (جَعَلَ)
Kata Ja’ala (جَعَلَ) mempunyai
makna menjadikan, Contoh dalam kalimat:
زَيْدٌ مُحَمَّدًا صَدِيْقَهُ
Zaid menjadikan Muhammad Sebagai
temannya
Dua maf’ul dari Ja’ala (جَعَلَ )
pada kalimat di atas yaitu (مُحَمَّدًا )
dan (صَدِيْقَهُ ) dan dibaca nashob dengan fathah.
9. Sami’a (سَمِعَ)
Kata Sami’a (سَمِعَ) mempunyai makna
mendengar, contoh dalam kalimat:
سَمِعْتُ زَيْدًا حَاضِرًا “aku mendengar bahwa Zaid datang”.
10.
Wajada (وَجَدَ)
Kata Wajada (وَجَدَ) juga mempunyai
makna mendapati, dan kata wajada ini dapat berfungsi untuk yaqiin ataupun
meyakinkan khobar.
وَجَدَ زَيْدٌ مَحْمُوْدًا حَاضِرًا
Zaid mendapati Zaid hadir
Kata (مَحْمُوْدًا ) dan (حَاضِرًا)
dibaca nashob karena menjadi maf’ul bih dari kata wajada (وَجَدَ ).
Itulah tadi teman-teman penjelasan
tentang dzonna dan saudara-saudaranya, semoga bisa dipahami dan mudah dicerna
ya. Semangat selalu teman-teman!
No comments:
Post a Comment