إِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ طَرْفًا بَعْدَ ضَمٍّ فِيْ اسْمٍ مُتَمَكِّنٍ فِي اْلأَصْلِ أُبْدِلَتْ يَاءً فَقُلِبَتِ الضَّمَّةُ كَسْرَةً بَعْدَ تَبْدِيْلِ الْوَاوِ يَاءً نَحْوُ تَعَاطِيًا أَصْلُهُ تَعَاطُوًا وَ تَعَدِّيًا أَصْلُهُ تَعَدُّوًا
Jika terdapat wawu terletak di akhir kata jatuh setelah harokat dhammah di dalam asal kata Isim yang Mutamakkin( dapat menerima tanwin), maka wawu tersebut harus diubah menjadi ya’, setelah itu sehabis itu harokah dhammah diubah jadi kasrah. Contoh:تَعَاطِيًا asalnya تَعَاطُوًا serta تَعَدِّيًا asalnya تَعَدُّوًا.
Praktek I’ lal:
تَعَاطِيًا
تَعَاطِيًا asalnya تَعَاطُوًا menjajaki wazan تَفَاعُلاً wawu diubah ya’ sebab terletak di akhir kata Isim Mutamakkin serta sebelumnya terdapat harokah dhammah, hingga jadi تَعَاطُيًًا setelah itu huruf Tha’ nya dikasrahkan guna memantaskan Ya’. Maka jadi تَعَاطِيًا.
تَعَدِّيًا
تَعَدِّيًا asalnya تَعَدُّوًا menjajaki wazan تَفَاعُلاً wawu diubah ya’ sebab terletak di akhir kata Isim Mutamakkin serta sebelumnya terdapat harokah dhammah, hingga jadi تَعَدُّيًًا setelah itu huruf Dal’ nya dikasrahkan guna memantaskan Ya’. Maka jadi تَعَدِّيًا.
Kaidah I'lal :
Referensi:
- Kitab Qowaidul I'lal Fis Sharf
No comments:
Post a Comment