Salah satu tanda-tanda isim adalah dibaca tanwin, tapi berbeda untuk isim yang satu ini, yaitu isim ghoiru munshorif, karena isim ini tidak menerima tanwin atau tidak dibaca dengan tanwiin, daaan tidaak menerima i'rob jer dengan kasroh tetapi dibaca jernya dengan fathah.
Secara bahasa isim ghoiru munshorif berarti isim yang tidak menerima tanwin shorfi. Menurut ulama nahwu tanwin shorfi adalah tanwin tamkin. Menurut syarah ibnu aqil tanwin tamkin adalah tanwin yang bertemu dengan isim mu’rob (isim yang bisa dibaca dhommah, kasroh, maupun fathah) yang munshorif (dan menerima tanwin). Jadi kesimpulannya adalah bahwa isim ghoiru munshorif adalah isim yang tidak menerima tanwin shorfi (contoh tanwin shorfi : dhommatain, fathatain, kasrotain).
Secara istilah isim ghoiru munshorif adalah:
"Isim ghoiru munshorif adalah isim yang mempunyai dua ilat atau satu ilat yang menempati dua ilat . karena isim ghoiru munshorif memiliki keserupaan dengan fiil (kata kerja) dari segi sama-sama memiliki dua ilat far’iyah, yang satu kembali pada lafadz dan yang lain kembali pada makna."
yang dimaksud dengan illat adalah sesuatu yang membuat isim menjadi ghoiru munshorif.
B. Pembagiannya
Nah, isim ghoiru munshorif ada yang cukup dengan satu 'illat, ada juga yang butuh dua illat baru bisa dikatakan isim ghoiru munshorif. Ada sembilan illat untuk menjadikan isim ghoiru munshorif yaitu : wazan fiil, udul, ta’nis, tarkib mazji, ziyadah alif nun, ajamiyah, sighot muntahal jumu’, alamiyah dan washfiyah. Berikut ini pembagiannya :
- SEBAB SATU 'ILLAT :
yang cukup dengan satu 'illat lalu ia disebut sebagai isim ghoiru munshorif, yaitu shighot muntahal jumu' dan alif ta'nits. berikut penjelasannya:
- SHIGHOT MUNTAHAL JUMU' (صيغة منتهى الجُمع)
Contoh : مَسَاجِدُ , صَوَامِعُ , مَصَابِيْحُ , قَنَادِلُ
Shighot muntahal jumu' tercegah dari tanwin karena memiliki satu ilat yang menempati dua ilat, yang kembali pada makna berupa jama, cabang dari makna mufrod, sedang yang kembali kepada lafadh karena didalam bentunya الجمع اقصى cabang dari shighot mufrod .
- ALIF TAKNIS (ألف تأنيث)
Contoh alif taknis mamdudah : صَحْرَاء , حَمْرَاء , أشْياء , زَكَرِيا
Contoh alif taknis maqsuroh : حُبْلى , مَرْضَى, ذِكْرَى
Semua lafadz tersebut diatas tercegah dari tanwin (ghoiru munshorif), karena memiliki dua ilat far’iyah, ilat yang kembali pada lafadz taknis.
2. SEBAB DUA 'ILLAT
- WAZAN FI'IL
Contoh wazan fiil bersama alamiah
- أَحْمَدُ nama orang
- يَزِيْدُ nama orang
- تَغْلِبَ nama suatu qabilah
- نَرْحَسُ nama tumbuhan
- سَمَّرَ nama kudanya hajjaj bin yusuf
Lafadz-lafadz diatas tercegah dari tanwin (ghoiru munshorif) karena memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadz berupa wazan fiil, wazan fiil itu cabang dari wazan isim, karena fiil dicetak dari isim masdar, sedang ilat yang kembali pada makna berupa alamiah(dijadikan nama) , sedang alamiah yang dilalahnya ma’rifat itu cabang dari nakiroh yang dilalahnya umum, sesuatu itu pada asalnya tidak maklum kemudian dijadikan maklum.
Contoh wazan fiil bersama washfiah
- اَصْفَرُ yang muannastnya صفراء
- اَحْمَرُ yang muannastnya حمراء
Lafadz tersebut memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadz berupa wazan fiil, yang kembali pada makna berupa wasfiah, sedang sifat itu cabang dari perkara yang disifati (mushuf).
- UDUL (عدل)
Udul adalah keluarnya isim (kata benda) dari bentuk aslinya. Udul ada 2, yaitu:
1) Udul Haqiqi
Yaitu isim yang mengikuti wazan فُعاَلُ dan مَفْعَلُ, yang digunakan untuk hitungan satu sampai dengan sepuluh . dua wazan tersebut digunakan untuk memindah dari lafadz-lafadz hitungan (adad) yang asli yang diulangi .
2) Udul Taqdiri
Yaitu nama yang mengikuti wazan فْعَلُ ,yang merupakan pindahan dariفَاعِل dalam taqdirnya.
Contoh udul bersama alamiah
1) زُحَلُ perpindahan dari زَاحِلٌ
2) زُفَرُ perpindahan dari زَافِرٌ
3) عُمَرُ perpindahan dari ٌعَامِر
Contoh udul bersama wasfiah
1) أُحَادُ, مَوْحَدُ perpindahan dari وَاحِدٌ، وَحْدٌ
2) ثُنَاءُ , مَثْنَى perpindahan dari إِثْنَيْنِ، إثْنَيْنِ
3) ثُلَاثُ , مَثْلَثُ perpindahan dari ثَلَاثَةٌ، ثَلَاثَةٌ
Lafadz-lafadz tersebut memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadz berupa udul, udul itu cabang dari laadz yang dipindahi (ma’dul anhu), sedang yang kembali pada ma’na berupa alamiah, yang dilalahnya ma’lum, cabang dari tidak ma’lum, atau berupa sifat cabang dari maushuf.
- TA TAKNIS (تاء التأنيث)
Contoh ta’nis menggunakan ta’ bersama alamiah
1) فَاطِمَةُ
2) طَلْحَةُ
3) ثَبَّةُ
- TARKIB MAZJI
Contoh: بَعْلَبَكُ , مَعْدَكَرْبُ
lafadh-lafadh ini ghoiru munshorif karena memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadh berupa tarkib . sedang tarkib itu cabang dari mufrod, ilat yang kembali kepada makna berupa alamiyah yang dilalahnya maklum, cabang dari tidak maklum.
lafadh-lafadh ini ghoiru munshorif karena memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadh berupa tarkib . sedang tarkib itu cabang dari mufrod, ilat yang kembali kepada makna berupa alamiyah yang dilalahnya maklum, cabang dari tidak maklum.
- ZIYADAH (Tambahan) ALIF DAN NUN
Contoh :
Alamiah (nama orang) = عِمْرَانُ , عُثْمَانُ
Wasfiyah (sifat) = ُسَكْرَان yang muannastnya سَكْرَى 'artinya orang yang mabuk'
= عَطْشَانُ yang muannasnya عَطْشَى 'artinya orang yang haus'
Lafadh-lafadh tersebut tercegah dari tanwin karena memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadh berupa ziyadah(tambahan), cabang dari mazid alaih, sedang ilat yang kembali pada makna berupa alamiah atau wasfiah.
- AJAMIYAH
Kalimah ajam bisa tercegah dari menerima tanwin dengan dua syarat :
- Merupakan alam (nama) dalam bahasa ajamnya
- Lebih dari 3 huruf
Lafadh-lafadh tersebut termasuk isim ghoiru munshorif karena memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadh berupa ajamiyah, sedang ajamiyah itu cabang dari arabiyah, karena hak-hak tiap bahasa itu tidak dicampuri bahasa lain, sedang ilat yang kembali pada makna berupa alamiyah.
Nama-nama nabi semua ajamiyah kecuali 4 nama, sebagaimana yang disyairkan sebagian ulama’:
Nama-nama nabi semua ajamiyah kecuali 4 nama, sebagaimana yang disyairkan sebagian ulama’:
هود شعيب صالح محمّد * أوضاعها في العجم ليست توجد
رضوان مالك نكير منكر * أمثالها في حكم ما قد ذكروا
Tetapi nama Ridwan (رِضْوَانُ) tercegah dari tanwin karena mempunyai ilat alamiah dan ziyadah alif nun.
Jika terdiri dari 3 huruf maka bisa ditanwin, seperti نُوْحٌ , لُوْطٌ .
- ‘ALAMIYAH
- WASFIAH
C. Bacaan I'robnya (Rofa', Nashob, dan Jer)
ketika dibaca rofa' dan nashob, isim ghoiru munshorif tanda rofa'nya masih menggunakan dhommah, dan tanda nashobnya masih menggunakan fathah. Tapi yang membuat beda adalaah ketika isim ghoiru munshorif dibaca jer, maka tanda jernya harus menggunakan fathah. berikut contohnya :
Isim Ghoiru Munshorif
|
Dibaca Rofa’ dengan Dhomah
|
Dibaca Nashob dengan Fathah
|
Dibaca Jer dengan Fathah
|
مَسَاجِدُ
|
مَسَاجِدَ
|
مَسَاجِدَ
| |
صَحْرَاءُ
|
صَحْرَاءَ
|
صَحْرَاءَ
| |
أحْمَدُ
|
أحْمَدَ
|
أحْمَدَ
| |
عُمَرُ
|
عُمَرَ
|
عُمَرَ
| |
إبْرَاهِيْمُ
|
إبْرَاهِيْمَ
|
إبْرَاهِيْمَ
| |
أحْمَرُ
|
أحْمَرَ
|
أحْمَرَ
| |
أبْيَضُ
|
أبْيَضَ
|
أبْيَضَ
| |
سَكْرَانُ
|
سَكْرَانَ
|
سَكْرَانَ
| |
عَطْشَانُ
|
عَطْشَانَ
|
عَطْشَانَ
|
Note:
- Isim ghoiru munshorif dibaca jer dengan fathah apabila tidak diidhofahkan (disambung dengan isim lainnya) atau tidak kemasukan alif dan lam. Apabila isim ghoiru munshorif diidhofahkan dan kemasukan alif + lam, maka hukum i'robnya kembali ke asalnya yaitu dijer dengan kasroh.
Contoh:
مَرَرْتُ بِأَحْمَدِكُمْ , kata 'أَحْمَدِ' diidhofahkan dengan dhomir (kata ganti) كُمْ , maka hukumnya kembali ke asalnya yaitu dijer dengan kasroh.
مَرَرْتُ بِالأَحْمَدِ kata 'أَحْمَدِ' kemasukan alif lam (ال), maka hukumnya kembali ke asalnya yaitu dijer dengan kasroh.
Kesimpulannya yaitu : Isim ghoiru munshorif adalah isim yang mempunyai dua ilat atau satu ilat yang menempati dua ilat . karena isim ghoiru munshorif memiliki keserupaan dengan kalimah fiil dari segi sama-sama memiliki dua ilat far’iyah , yang satu kembali pada lafadz dan yang lain kembali pada makna.
Ilat far’iyah yang bisa menyebabkan tercegah dari tanwin (shorfi) ada 9,yaitu: wazan fiil, udul, ta’nis, tarkib mazji, ziyadah alif nun, ajamiyah, sighot muntahal jumu’, alamiyah dan washfiyah. Oleh Bahauddin bin nuhas dikumpulkan dalam sebuah syair:
Referensi:
- http://kangbahauddin.blogspot.co.id