Contoh:
مَكَثْتُ بِجَاكَرْتَا شَهْرًا [Saya berada di Jakarta selama Sebulan]
شَرِبَ عَلِيٌّ الدَّوَاءَ لَيْلًا [Ali meminum obat pada malam hari]
جَلَسْتُ عَلَى الكُرْسِيِّ لَخْظَةً [Saya duduk di atas kursi sebentar]
ذَهَبْتُ إلَى بَيْتِ زَيْدٍ الأحَدِ [Saya pergi ke rumah Zaid pada hari Senin]
****
وَقَفْتُ أمَامَ البَابِ [Saya berhenti di depan pintu]
جَلَسَتِ الهِرَّةُ تَحْتَ الكُرْسِيِّ [Kucing duduk di bawah kursi]
نَامَ الكَلبٌ خَلْفَ البَابِ [Anjing itu tidur di belakang pintu]
يَطِيْرُ الطَيْرُ فَوْقَ البَيْتِ [Burung terbang di atas rumah]
Pembahasan:
Pada 4 kalimat di bagian pertama terdapat kata-kata yang saya tandai hijau, seperti :شَهْرًا لَيْلًا لَخْظَةً dan يَوْمَ . dan jika kita perhatikan baik-baik, maka kata-kata tersebut ternyata dibaca nashob, tapi sebelumnya mari kita mencari tahu apa hubungan antara kata-kata yang berwarna hijau di atas dengan fi'il yang ada pada kalimat-kalimat tersebut di atas, maka kita cukup membahas dua kalimat pertama saja, berikut penjelasannya:
Jika kamu mengatakan Kalimat ini "مَكَثْتُ بِجَاكَرْتَا/Saya berada di Jakarta", apakah lawan bicaramu akan mengerti berapa lama kamu berada di Jakarta? maka jawabannya adalah 'TIDAK', tapi jika kamu mengatakan 'شَهْرًا /Sebulan' maka lawan bicaramu akan langsung paham seberapa lama keberadaanmu di Jakarta. Begitu juga jika kamu mengatakan kalimat ini 'شَرِبَ عَلِيٌّ الدَّوَاءَ' lawan bicaramu juga tidak akan mengerti kapan Ali meminum obat, tapi jika kamu mengatakan 'لَيْلًا /Malam hari' maka ia akan langsung paham bahwa Ali meminum obat pada malam hari, begitu juga penjelasan pada dua kalimat lainnya pada bagian pertama di atas, dan isim-isim di atas yang berwarna hijau yang dibaca nashob itu adalah isim yang menjelaskan waktu kapan terjadinya suatu pekerjaan, maka isim ini disebut juga dengan dharaf zamaan (keterangan waktu).
Sekarang mari kita lihat contoh-contoh kalimat di bawah bintang atau bagian kedua yang berwarna biru, yaitu kata : أمَامَ تَحْتَ خَلْفَ dan فَوْقَ . Maka kita temui semua kata tersebut juga dibaca nashob, kemudian kita mencari tahu hubungan antara kata berwarna biru dengan kata kerja di setiap kalimat-kalimat tersebut dari segi ilmu Nahwunya yang juga telah di bahas di dharaf zamaan di paragraf atas, maka jika kamu mengatakan kalimat 'وَقَفْتُ/saya berhenti' lawan biacaramu tidak mengerti secara pasti dimana kamu berhenti, tapi jika kamu mengatakan ' أمَامَ البَابِ /di depan pintu' maka lawan bicaramu akan langsung mengerti bahwa kamu berhenti di depan pintu. Begitu juga jika kamu mengatakan 'جَلَسَتِ الهِرَّةُ /kucing duduk' lawan bicaramu cuma tahu 'kucing duduk' tapi tidak tahu dimana kucing itu duduk, tapi jika kamu mengatakan 'تَحْتَ الكُرْسِيِّ /di bawah kursi' maka lawan bicaramu akan langsung paham bahwa kucing itu duduk di bawah kursi, begitu juga penjelasan dua kalimat terakhir di atas, maka isim-isim berwarna biru yang dibaca nashob di atas, menjelaskan tentang dimana saat kejadian itu berlangsung, dan isim-isim ini disebut juga dengan dharaf makaan (keterangan tempat).
Dan antara dharaf zamaan dan dharaf makaan juga disebut dengan maf'ul fiih, temen-temen bisa membaca tentang maf'ul fiih selengkapnya di sini: Pengertian Maf'ul Fiih dalam Ilmu Nahwu.
Kaidah:
- Dharaf Zaman (Keterangan waktu) adalah isim yang dibaca nashob yang menerangkan waktu kapan terjadinya suatu pekerjaan.
- Dharaf makaan (keterangan tempat) adalah isim yang dibaca nashob yang menerangkan dimana kejadian itu berlangsung.
Demikian penjelasan tentang dharaf zamaan dan dharaf makaan, penejalasan di atas saya ambil dari kitab Nahwu Wadhih juz 2, temen-temen bisa download kitabnya dengan klik link di bawah ini:
Referensi:
- Kitab Nahwu Wadhih