Pengertian Nama [الاسم]
Nama adalah sesuatu yang digunakan untuk menentukan benda/objek yang dinamai, baik itu menunjukkan arti pujian ataupun menunjukkan ejekan, seperti:
menunjukkan pujian: سَعِيْدٌ [Kebahagiaan]
menunjukkan celaan: حنْظَلَةٌ [Labu pahit]
Atau nama itu tidak menunjukkan keduanya [tidak menunjukkan pujian & celaan] seperti:
زَيْدٌ [Zaid]
عَمْرٌو ['Amr]
Baik itu bersumber dari nama Ibu atau Ayah, atau bahkan tidak bersumber dari keduanya. Yang jelas yang dimaksud dengan nama di sini adalah penamaan awal [nama lahir, bukan nama julukan, laqob, atau lainnya].
Pengertian Nama Kunyah [العَلَم الكُنْيَة]
Berbeda dengan pengertian nama di atas, nama kunyah adalah nama kedua [nama setelah nama asli], dan bersumber dari Bapak atau Ibu, Contoh:
أَبِي الفَضْلِ [Bapaknya keutamaan]
أُمُّ كٌلْثُوْم [Ibu Kalthum]
***
Note: Kata كٌلْثُوْم adalah istilah orang Arab, yang arti aslinya adalah Banyaknya daging pada kedua bagian pipi [Gembil]
Pengertian Laqob [العلم اللقب]
Sedangkan laqob adalah nama ketiga [atau setelah nama kunyah], baik itu bernada pujian seperti:
رَشِيْدٌ [Pembimbing]
زَيْنَ العَابِدِيْنَ [Menghiasi para hamba]
ataupun laqob tersebut bernada ejekan/celaan, contoh':
الأعْشَى [julukan/ejekan yang ditunjukan orang Arab pada orang yang lemah penglihatannya atau juga orang yang tidak melihat di malam hari.
الشّنْفرِي [julukan/ejekan yang ditunjukkan orang Arab pada orang yang besar mulutnya atau banyak ngomong]
Dari pengertian di atas, maka jika ada orang yang mempunyai nama yang diawali dengan kata 'اب' atau 'أم' dan nama tersebut tidak menjuru pada pujian atau celaan, maka nama tersebut masuk pada kategori nama asli dan juga nama kunyah.
Adapun barangsiapa yang mempunyai nama yang menunjukkan pujian atau celaan, dan tidak diawali dengan kata 'اب' atau 'أم', dan tidak ada embel-embel apapun di belakangnya, berarti nama tersebut bisa saja nama aslinya atau juga nama laqobnya [julukannya].
Tapi bila nama tersebut menunjukkan pujian atau celaan, dan di awali kata 'اب' atau 'أم', maka itu termasuk nama aslinya, kunyah, dan juga julukanya. Adapun nama yang menunjukkan pada nama asli, kunyah dan julukan sangatlah jarang, bila pun ada pasti itu adalah nama aslinya dari lahir bukan julukan atau lainnya.
Hukum Nama, Kunyah, dan Laqob.
* Jika nama asli dan laqob bergabung jadi satu, maka harus diawali dengan nama asli baru kemudian diakhiri dengan nama laqob, seperti:
هَارُون الرشِيد [Harun seorang pembimbing]
أُوَيْس القَرني [Uwais sang petinggi]
Adapun nama kunyah, jika digabungkan dengan nama asli atau nama laqob maka susunannya tidak perlu disusun rapi, seperti:
أبو حفص عُمر
عُمر أبو حفص
* Jika ada dua nama yang menunjuk pada satu orang, jika kedua nama tersebut mufrod [tunggal], maka kamu sandarkan nama pertama pada nama yang kedua, contoh:
هذا خَالدٌ تَميمٌ [Ini adalah kholid yaitu tamim]
maka hukum i'robnya adalah nama kedua 'tamim' harus mengikut pada nama pertama 'kholid' karena sebenarnya nama 'tamim' adalah badal dari nama pertama 'kholid'.
* Apabila kedua nama itu berupa murokkab [susunan], atau salah satu nama berupa mufrod dan nama yang lain adalah murokkab, maka nama kedua harus mengikuti nama pertama dalam hal i'rob.
Contoh nama pertama diawali dengan kunyah dan susunan mudhof-mudhof ilaih:
هذا أبو عبد الله مُحمدٌ [ini adalah Abu Abdillah yaitu Muhammad]
رَأيْتَ أبا عَبد اللهِ مُحمدًا [Kamu melihat Abu Abdillah yaitu Muhammad]
مَرَرْتُ بِأبِي عبد الله محمدٍ [Saya berpapasan dengan Abu Abdillah yaitu Muhammad]
Perhatikan tiga kalimat di atas, beda kalimat dan konteks maka beda pula cara membacanya,
Kalimat pertama:
- nama pertama adalah susunan kunyah dan diikuti susunan mudhof-mudhof ilaih أبو عبد الله , nama pertama ini kedudukannya sebagai khobar dari هذا , maka dibaca rofa' dengan tanyanya huruf wawu 'أبــو'
- nama kedua adalah nama asli 'مُحمدٌ', maka sesuai aturannya, nama kedua ini harus dibaca rofa' juga mengikuti nama pertama.
Kalimat kedua:
- nama pertama juga sama kunyah dan diikuti susunan mudhof-mudhof ilaih أبا عَبد اللهِ, berkedudukan maf'ul bih atau objek maka dibaca nashob, tanda nashobnya alif pada kata أبا.
- nama kedua adalah asli مُحمدًا, dibaca nashob karena mengikuti nama pertama, tanda nashobnya fathah.
Kalimat ketiga:
- nama pertama : أبِي عبد الله berdudukan sebagai majruur, atau dibaca jar tanda jarnya adalah huruf yaa pada kata أبِي
- nama kedua: محمدٍ dibaca jar juga karena mengikuti nama pertama.
Contoh nama pertama diawali dengan nama asli dan nama kedua dengan kunyah dan tarkib idhofah:
هذا عليٌّ زَيْنُ العابدين [ini adalah Ali penghias para hamba]
رأيتُ عَليًّا زَينَ العابدين [Saya melihat Ali penghias para hamba]
مررتُ بعليٍّ زَينِ العابدين [Saya berpapasan dengan Ali penghias para hamba]
Demikianlah penjelasan tentang Nama, Kunyah, dan Laqob dalam Bahasa Arab, semoga bermanfaat ya teman-teman.
Penjelasan di atas bisa dibaca secara lengkap di kitab Jamiud Durus Juz 1 hal. 110-111. Temen-temen bisa download langsung kitabnya di bawah ini:
DOWNLOAD FULL KITAB JAMI'UD DURUS AL-ARABIYYAH (Juz 1, 2, dan 3 'Lengkap') file PDF
Referensi:
- Kitab Jami'ud Durus Juz 1 hal. 110-111