Contact Us - Privacy Policy - Disclaimer - Terms of Service - About
Beranda · Daftar Pelajaran · Artikel · Nahwu · Sharaf · Balaghah · Qiroah · Download · Quiz Bahasa Arab

MARFUATUL ASMA [مَرْفُوْعَةُ الأسْمَاءِ] (Isim-Isim yang Dibaca Rofa) dalam Ilmu Nahwu

MARFUATUL ASMA [مَرْفُوْعَةُ الأسْمَاءِ] (Isim-Isim yang Dibaca Rofa) dalam Ilmu Nahwu

Rofa' ialah  keadaan dimana sebuah  kata dibaca dengan harokat dhommah, ataupun di akhir kata ada  huruf   wawu, alif,atau nun, yang adalah tanda-tanda rofa' tersebut  sendiri. (baca lebih mendetail  tentang rofa' dan tanda-tandanya di sini: Tanda-tanda i'rob rofa' (عَلاَمَاتُ الرَّفْعِ) dalam ilmu nahwu).

Adapun isim-isim yang dibaca rofa' terdapat  7 posisi:
1. Fa'il
2. Naibul Fa'il
3. Mubtada'
4. Khobar
5. Isim Kaana
6. Khobar Inna
7. Tawaabi' lil Marfu'/pengikut dari yang di-rafa’-kan, yakni  ada empat :


1. FA'IL

Fa’il ialah  isim marfu’ yang terletak sesudah  fi’il ma’lum (kata kerja yang subjeknya disebutkan dalam kalimat) untuk mengindikasikan  pelaku dari sebuah  pekerjaan.
Contoh:
ضَرَبَ عَلِيٌّ الْكَلْبَ (Ali sudah  memukul anjing)
Contoh di atas sudah jelas sekali bahwa fa'il 'عَلِيٌّ' dibaca rofa' dengan tanda rofa'nya yaitu dhommah yang nampak di akhir kata.

Baca Selengkapnya tentang FA'IL di sini: Fa'il

2. NAIBUL FA'IL

Naibul fa’il ialah  isim marfu’ yang terletak sesudah  fi’il majhul (kata kerja yang subjeknya disembunyikan dan diganti dengan objeknya yang kemudian objek tersebut disebut juga dengan Naibul fa'il, dalam bahasa Indonesia dinamakan kalimat pasif) untuk mengindikasikan  orang yang dikenai pekerjaan.
Contoh:
ضُرِبَ الْكَلْبُ (Anjing tersebut  telah dipukul)
contoh di atas sebenarnya bentuk lain dari contoh di poin pertama, hanya saja fi'il yang ada pada contoh kedua ini menggunakan fi'il majhul, sehingga kata الْكَلْبُ yang tadinya menjadi maf'ul (objek) sekarang menjadi Naibul Fa'il dan mempunyai kedudukan rofa' sama halnya seperti fa'il karena ia mewakili fa'il sesuai dengan namanya (NAIBUL FA'IL=Pengganti Fa'il)

Baca selengkapnya tentang NAIBUL FA'IL di sini: Naibul Fa'il


3. MUBTADA' & KHOBAR

Mubtada’ ialah  isim marfu’ yang seringkali  ada  di mula  kalimat (Subyek)

Khobar ialah  sesuatu yang bisa  menyempurnakan arti  mubtada’ (Predikat)
Contoh:

مُحَمَّدٌ طَبِيْبٌ (Muhammad ialah  seorang dokter)

مُحَمَّدٌ --> MUBTADA'
طَبِيْبٌ --> KHOBAR
Penjelasan yang diikuti contoh di atas tentunya sudah sangat jelas dan simple, intinya mubtada dan khobar itu selamanya harus dibaca rofa', dalam contoh di atas tanda rofa' nya adalah dhommah.

Baca Selengkapnya tentang MUBTADA' dan KHOBAR di sini: Mubtada' dan Khobar

4. ISIM KAANA

Kaana dan saudari-saudarinya adalah fi’il-fi’il yang masuk pada rangkaian  mubtada’ dan khobar sampai-sampai  merofa’kan mubtada’ dan menashobkan khobar.

Mubtada’ yang sudah  dirofa’kan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Kaana

Khobar yang sudah  dinashobkan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar Kaana
Contoh:

اللهُ عَلِيْمٌ : كَانَ اللهُ عَلِيْمًا

اللهُ --> dari MUBTADA' menjadi ISIM KAANA sesudah  didahului KAANA

عَلِيْمًا --> KHOBAR KAANA menduduki  posisi manshub sesudah  ada KAANA


Baca selengkapnya di sini: Isim Kaana.


5. KHOBAR INNA

Inna dan saudari-saudarinya adalah huruf   yang masuk pada rangkaian  mubtada dan khobar, sampai-sampai  menashabkan mubtada dan merofa’kan khobar.

Mubtada’ yang sudah  dinashabkan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Inna.

Khobar yang sudah  dirofa’kan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar Inna.

Sehingga istilahnya menjadi berubah, dari mubtada menjadi isim inna dan khobar menjadi khobar inna.
Contoh:

إِنَّ اللهَ حَكِيْمٌ (Sesungguhnya Allah ialah  Maha Bijaksana)

اللهَ --> ISIM INNA

حَكِيْمٌ --> KHOBAR INNA


6. TAWABI' LIL MARFU'

Tabi’ ialah  kata yang mengekor  hukum kata sebelumnya ditinjau dari segi  i’rab.

Istilahnya:

اَلْمَتْبُوْعُ = Kata yang diikuti

اَلتَّابِعُ = Kata yang mengikuti

ada 4 macam tabi' (tawabi') :

a. اَلنَّعْتُ — نَعْتٌ / مَنْعُوْتٌ (NA'AT)

Na’at ialah  tabi’ yang menyifati isim sebelumnya. Na’at dapat  disebut sifat.

Contoh:

جَاءَ إِمَامٌ عَادِلٌ (Seorang imam yang adil sudah  datang)

عَادِلٌ --> NA'AT

إِمَامٌ --> MAN'UT
Antara Na'at dan Man'ut di atas keduanya mempunyai kedudukan yang sama yaitu rofa' karena Na'at nya sedang menempati kedudukan fa'il, maka Man'ut juga harus dibaca rofa'.

Baca Selengkapnya tentang NA'AT di sini: Na'at (Sifat)


b. اَلْعَطْفُ — عَطْفٌ / مَعْطُوْفٌ ('ATHAF)

‘Athaf ialah  tabi’ yang terletak sesudah  huruf-huruf   athaf (huruf-huruf   penghubung / penyambung)
Contoh:

جَاءَ عُمَرُ وَ عُثْمَانُ (Umar dan Utsman sudah  datang)

عُثْمَانُ --> MA'TUF

وَ --> HURUF 'ATHAF

عُمَرُ --> MA'THUF 'ALAIH

Antara Ma'tuf dan Ma'tuf 'Alaih harus dibaca sama dalam i'robnya.

Baca selengkapnya di sini: Athaf (Penyambung)



c. اَلتَّوْكِيْدُ — تَوْكِيْدٌ / مُؤَكَّدٌ (TAUKID)

Taukid ialah  tabi’ yang dilafalkan  di dalam kalimat guna  menguatkan atau menghilangkan keragu-raguan dari si pendengar.
Contoh:

جَاءَ الأُسْتَاذُ نَفْسُهُ (Ustadz tersebut  telah datang)

نَفْسُهُ --> TAUKID guna  memperkuat bahwa yang datang adalah الأُسْتَاذُ

Baca Selengkapnya tentang TAUKID sini: Taukid (Penguat)


d. اَلْبَدَلُ — بَدَلٌ / مُبْدَلٌ مِنْهُ (BADAL)

Badal ialah  tabi’ yang dilafalkan  di dalam sebuah  kalimat guna  mewakili kata sebelumnya, baik mewakili secara borongan  ataupun sebagiannya saja.
Contoh:

يَجْلِسُ الأُسْتَاذُ مُحَمَّدٌ

مُحَمَّدٌ = الأُسْتَاذُ jadi مُحَمَّدٌ ialah  BADAL dari الأُسْتَاذُ

Baca Selengkapnya tentang BADAL di sini: Badal (Pengganti)


Demikianlah penjelasan tentang Isim-isim yang harus dibaca rofa', semoga bermanfaat. :)

2 comments:

  1. Sangat membantu, kalau bisa ad videonya. Dan tutorial baca kitab kuning, secara urutu biar ndak binggung. Junur ini sangat membantu sekali, semoga berkah aamiin

    ReplyDelete