Contact Us - Privacy Policy - Disclaimer - Terms of Service - About
loading...

Kaidah Penulisan Hamzah yang Benar Dalam Bahasa Arab


Sebelum kita memahami kaidah penulisan hamzah ada baiknya kita awali dengan pembahasan harokat terlebih dahulu, bahwasanya dalam Bahasa Arab terdapat 4 harakat yang digunakan (Kasrah, Dhammah, Fathah, dan Sukun) keempat harakat tersebut mempunyai tingkat kekuatan yang berbeda, dan tiap-tiap harakat memiliki pasangan huruf yang berbeda, berikut ini tabelnya:

NoUrutan Kekuatan HurufPasangan
1Kasrah ى
2Dhammahو
3Fathahا
4Sukun-

Dari tabel di atas, mari kita perhatikan kaidah penulisan hamzah berikut:

1. Bila Hamzah terletak di tengah kata

Bila Hamza terletak di tengah kata, maka hamzah harus ditulis di atas huruf pasangan dari harakat yang lebih kuat, contoh:

  • Jika Dhammah bertemu kasrah, maka kasrah menang sehingga ditulis di atas huruf ya, maksud huruf ya yaitu adalah bentuk huruf ya tanpa titik ى bukan huruf ya dengan dua titik di bawahnya ي , contohnya yaitu:
    سُئِــلَ
    kata di atas huruf sin س berharokat dhammah bertemu dengan hamzah yang berharakat kasrah. Dhammah lawan kasrah maka kasrah yang menang, sehingga ditulis di atas huruf ya
  • Jika fathah bertemu kasrah, maka kasrah juga menang sehingga ditulis di atas huruf ya, contoh:
    يَئِــسَ
  • Jika fathah bertemu dhammah, maka dhammah menang sehingga ditulis di atas huruf wawu, contoh:
    يَقْــرَؤُوْنَ
  • Jika fathah bertemu sukun, maka fathah menang sehingga ditulis di atas huruf alif, contoh:

    تَأْلِيْفٌ
  • Jika kasrah bertemu sukun, maka kasrah menang sehingga ditulis di atas huruf ya, contoh:
    جِئْــتُ
  • Jika dhammah bertemu sukun, maka dhammah menang sehingga ditulis di atas huruf wawu, contoh:
    مُؤْمِنٌ

2. Jika hamzah berharakat fathah dan terletak di tengah kata
  • Jika sebelumnya terdapat huruf wawu atau alif, maka hamzah berdiri sendiri (tanpa ditulis di atas huruf apapun), contoh:
    قِرَاءَةٌ
    مَخْبُــوْءَةٌ
  • Jika sebelum atau setelah hamzah terdapat huruf ya berharakat sukun, maka ditulis di atas ya, contoh:
    بِــيْئَــةٌ
    جُــزْئَــيْنِ
  • Jika setelah hamzah ada huruf alif maka ditulis di atas mad, contoh:
    قُرْآنٌ

3. Jika Hamzah terletak di akhir kata

Jika hamzah ada di akhir kata, maka ia ditulis di atas huruf pasangan harakat yang ada sebelumnya, contoh:
  • Jika sebleum hamzah berharakat kasrah, maka ditulis di atas huruf ya, contoh:
    شَاطِئٌ
  • Jika sebleum hamzah berharakat dhammah, maka ditulis di atas wawu, contoh:

    لُؤْلُؤٌ
  • Jika sebleum hamzah berharakat fathah, maka ditulis di atas alif, contoh:

    مَلْــجَأٌ
  • Jika sebelum hamzah berharakat sukun, maka ditulis berdiri sendiri, contoh:
    شَــيْءٌ
Untuk lebih paham tentang kaidah penulisan hamzah yang benar, temen-temen bisa perhatikan tashrif lughawi dari kata قَرَأَ di bawah ini. Tak ada perbedaan antara fi'il shahih salim dengan fi'il shahih mahmuz (fi'il yang terdapat huruf hamzah) selain masalah penulisan hamzah saja. Kenapa memilih kata قَرَأَ, karena memang dalma tashrif-nya ada hamzah yang terletak di tengah maupun di akhir, sehingga kita bisa membandingkannya dengan kaidah yang ada, 

Berikut ini adalah tashrif lughawi dari kata قَرَأَ:


Fi'il NahiFi'il 'AmrIsim Maf'ulIsim Fa'ilMashdarFi'il MudhoriFi'il MadhiDhomir
--مَقْرُوْءٌ

مَقْرُوْآنِ / مَقْرُوْئَيْنِ

مَقْرُوْؤُوْنَ / مَقْرُوْئِيْنَ
قَارِئٌ

قََارِآنِ / قَارِئَيْنِ

قَارِِؤُوْنَ / قَارِئِيْنَ
قُرْآنًا / قِرَاءَةًيَقْرَأَ

يَقَْرَآنِ

يَقْرََؤُوْنَ
قَرَأَ

قََرَآ

قَرََؤُوْا
هُوَ

هُُمَا

هُمْ
--مَقْرُوْءَةٌ

مَقْرُوْءَتَانِ / مَقْرُوْءَتَيْنِ

مَقْرُوْآتٌ
قَارِئَةٌ

قَارِئَتَانِ / قَارِئَتَيْنِ

قَارِآتٌ
-تَقْرَأُ

تَقْرَآنِ

تَقْرَأُْنَ
قَرَأَتْ

قَرَأتَا

قَرَأْنَ
هِيَ

هُمَا

هُنَّ
لَا إقْرَأْ

لََا إقْرَآ

لَا إقْرَؤُوْا
إقْرَأْ

إقْرَآ

إقْرَؤُوْا
---تَقْرَأُ

تَقْرَآنِِ

تَقْرَؤُوْنَ
قَرَأَتَ

قَرَأْتُمَا

قَرَأْتُُمْ
أنْتَ

أَنْتُمَا

أَنْْتُمْ
لَا إِقْرَئِي

لَا إِقْرَآ

لَا إقْرَأْْنَ
إِقْرَئِي

إِقْرَآ

إقْرَأْْنَ
---تَقْرَئِيْنَ

تَقْرَآنِِ

تَقْرَأْنَ
قَرَأتِ

قَرَأتُمَا

قَرَأتُنَّ
أَنْتَ

أنْْتُمَا

أنْتُنَّ
-----أَقْرَأُقَرَأتُأنَا
-----نَقْرَأُقَرَأنَانَحْنُ

Note:
  • Fi'il Nahi: Kata kerja yang menunjukkan arti larangan
  • Fi'il 'Amr: Kata kerja yang menunjukkan arti perintah
  • Isim Maf'ul: kata yang menjadi objek
  • Isim Fa'il: kata yang menjadi subjek/pelaku
  • Mashdar: isim yang terletak pada urutan ketiga dari tashrif, atau juga Isim yang menunjukkan pada kejadian yang terlepas dari zaman
  • Fi'il Mudhori: kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang sedang atau akan dilakukan
  • Fi'il Madhi: kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang sudah dilakukan
***
Pada tabel tashrif lughawi di atas temen-temen bisa belajar langsung kaidah penulisan hamzah yang benar, bagaimana dijika terletak di awal, tengah, maupun akhir kata. Begitu juga klasifikasinya bagaimana jika hamzah tersebut berharakat atau tidak, huruf sebelum atau sesudahnya berharakat apa. karena pada tabel di atas sudah bisa mewakili contoh-contoh penulisan hamzah yang baik dan benar.