Contact Us - Privacy Policy - Disclaimer - Terms of Service - About

Keadaan Mabni Fi'il Mudhori dalam Nahwu (أحوال بناء المضارع)

Jika kita lihat contoh kalimat di atas, pada contoh pertama dan kedua yaitu لَنَسْتَمِـعَـنَّ  dan  لَأَذْهَـبَـنَّ kita lihat keduanya terdapat nun taukid di akhir kata, yaitu nun bertasydid "ـنَّ", sedangkan harakat akhir fi'il mudhori keduanya adalah berharakat fathah "لَأَذْهَـبَـ & لَنَسْتَمِـعَـ " yaitu
Contoh :

 

(1) لَنَسْتَمِـعَـنَّ النَّصِيْحَةَ

Kami pasti mendengarkan nasihat

(2) لَأَذْهَـبَـنَّ مُبَكِّرًا

Saya pasti berangkat pagi-pagi

(3) النِّسَاءُ يَسْتَمِـعْـنَ النَّصِيْحَةَ

Para perempuan sedang mendengarkan nasehat

(4) الطَّالِبَاتُ يَذْهَبْنَ

Para siswi sedang berangkat

Keadaan Mabni Fi'il 'Amr dalam Ilmu Nahwu (أحوال بناء الأمر)

 

Kita tahu bahwa semua fi'il 'amr itu mabni atau tidak berubah harakat akhirnya, tapi dalam pembahasan kita kali ini, fi'il 'amr mempunyai bentuk mabni

Contoh Kalimat :


(1) نَظِّـفْ أسْنَانَكَ بَعْدَ الأكْلِ

Bersihkan gigimu setelah makan!


(2) إسْتَيْقِـظْـنَ مُبَكِّرَاتٍ

 Bangunlah (kalian perempuan) pagi-pagi!


(3) إفْتَـحَـنَّ كِتَابَكَ   

Bukalah (benar-benar) bukumu!


(4) اُدْعُ الطَبِيْبَ

Panggilkan dokter!


(5) ألْــقِ الشَّبَكَةَ يَاصَيَّادُ

Lemparlah jaringmu, wahai nelayan! 


(6) إفْتَـحَـا كِتَابَكُمَا

Bukalah buku kalian (berdua)!


(7) أخْرُجُـوا إلَى الحَدِيْقَةِ

Keluarlah kalian ke kebun!

Keadaan Mabni Fi'il Madhi dalam Ilmu Nahwu (أحوال بناء الفعل الماضي)

 

Jika kita melihat contoh kalimat di atas, semua fi'il di atas adalah fi'il madhi, dan jika kita ingat pada penjelasan sebelumnya bahwa semua fi'il madhi berupa kata mabni atau harakat akhirnya tetap (tidak berubah).  Macam-macam keadaan fi'il madhi dilihat dari mabninya :

Contoh Kalimat :


(1) اشْتَـدَّ البَرْدُ                                          

Dinginnya bertambah

(2) نَزَلَ المَطَرُ

Ujan telah turun

(3) أكَـلَ مَحْمُوْدٌ الخُبْزَ

Kamu sudah makan roti


***


(4) الرِّجَالُ ذَهَبُـوا

Para laki-laki  sudah pergi

(5) الأوْلَادُ لَعِبُـوا

Anak-anak sudah bermain

(6) الأمَّهَاتُ أطْعَـمْـنَ أوْلَادَهُمْ

Ibu-ibu sudah memberi makan anak-anaknya


***


(7) فَتَـحْـتُ الخِزَانَةَ

Saya sudah membuka lemari

Ketentuan dalam Fa'il / الفاعل (Subjek) dan Maf'ul Bih / المفعول به (Objek) dalam Ilmu Nahwu

Setelah kita perhatiakn kelima contoh kalimat di atas, dapat kita simpulkan bersama bahwa :  (1) Bahwasanya setiap fa'il (subjek) dan maf'ul bih (obje

 

Contoh Kalimat:


(1) يَسْقِي مُحَمَّدٌ الزَرْعَ

Muhammad Menyiram Tanaman

(2) كَتَبَ زَيْدٌ الرِسَالَةَ

Zaid Menulis Surat

(3) قَرَأَ مَحْمُوْدٌ القُرْآنَ 

Mahmud Membaca Qur'an

(4) شَهِدَ عَلِيٌّ التِّلْفَازَ

Ali Menonton TV

(5) أكَلَتْ فَاطِمَةُ المَقْرُوْنَةَ

Fatimah Memakan Mie


Note:

  • Kata yang berwarna BIRU = Fa'il (Subjek)
  • Kata yang berwarna HIJAU = Maf'ul Bih (Objek)


Keterangan :

Setelah kita perhatiakn kelima contoh kalimat di atas, dapat kita simpulkan bersama bahwa :

(1) Bahwasanya setiap fa'il (subjek) dan maf'ul bih (objek) berupa isim atau kata benda, terlihat dari ciri-ciri isim yang sudah saya sebutkan dalam postingan ( ini ), dalam contoh kalimat di atas yaitu dibaca tanwin dan kemasukan alif lam.

(2) Bahwasanya Fa'il adalah sumber dari kata kerja, artinya fa'il sangat berperan dalam terbentuknya kata kerja dalam suatu kalimat.

(3) Bahwasanya Maf'ul Bih adalah objek atau yang dikenai oleh subjek, contoh kalimat di atas : Muhammad menyiram tanaman, tanaman adalah objek yang disiram oleh muhammad. 

(4) Bahwasanya setiap Fa'il pasti akhirnya dibaca rofa', (baca lebih lanjut tentang rofa' di sini), menunjukkan bahwa fa'il itu pasti dibaca rofa' contohnya disetiap kalimat di atas, perhatikan kata

 berwarna biru : مُحَمَّدٌ , زَيْدٌ, مَحْمُوْدٌ , عَلِيٌّ , فَاطِمَةُ 

Semua kata tersebut dibaca rofa' dengan tanda rofa' dhommah.

(5) Bahwasanya setiap Maf'ul bih pasti akhirnya dibaca Nashob, (baca lebih lanjut pengertian nashob di sini ), perhatikan kata yang berwarna hijau di atas, semuanyanya dibaca Nashob ditunjukkan dengan tanda nashobnya yaitu fathah :

الزَرْعَ , الرِسَالَةَ , القُرْآنَ  , التِّلْفَازَ , المَقْرُوْنَةَ



Referensi :

  • Nahwu Wadhih Jilid 1 halaman 35.

Macam-macam Keadaan Mabni dalam Kalimat Bahasa Arab


Setelah kita mempelajari tentang mabni pada postingan saya yang ini, bahwa mabni adalah suatu keadaan harakat pada suatu huruf yang hanya memiliki satu keadaan (harakat) saja dalam segala bentuk susunan kalimat, nah, di sini kita akan membahas tentang keadaan-keadaan mabni yang harus dibaca dalam sebuah kalimat.  Contoh kata berwarna hijau pada kalimat di atas yaitu:


Contoh:

(1) كَمْ كِتَابًا فِي المَكْتَبَةِ؟

Berapa kitab yang ada di perpustakaan?

(2) بِــكَمِ اشْتَرَيْتَ قَلَمَكَ؟

Berapa harga pena yang kamu beli?

(3) كَمْ تَشْرَبُ فِي اليَوْمِ؟

Berapa kali kamu minum dalam sehari?

Ciri-ciri Fi'il Lazim (فعل اللازم) Dalam Bahasa Arab. Berikut Ini Adalah Rinciannya

Ciri-ciri Fi'il Lazim (فعل اللازم) Dalam Bahasa Arab. Berikut Ini Adalah Rinciannya


Setelah kita tahu pengertian dari fi'il lazim (Pengertian Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'addi), dalam postingan tersebut penulis telah menyebutkan bahwa yang dinamakan fi'il lazim adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek.

pada kesempatan kali ini penulis akan menjelaskan bagaimana cara kita mengetahui sebuah fi'il dinamakan fi'il lazim atau bukan. 

Sebuah fi'il menjadi fi'il lazim ketika:

1. Jika fi'il tersebut mempunyai arti karakter seseorang, yaitu fi'il yang menunjukan karakter atau sifat yang melekat pada diri seseorang, contoh: