Contact Us - Privacy Policy - Disclaimer - Terms of Service - About

Perbedaan أَنَّ (Anna) dan إِنَّ (Inna) dalam bahasa Arab

Perbedaan أَنَّ (Anna) dan إِنَّ (Inna) dalam bahasa Arab

Kaidah إِنَّ (inna)

1. إِنَّ dipakai  jika ia terletak pada awal  kalimat

إِنَّ ialah  harf nashb, yakni  yang menjadikan  isim inna dibaca nashob. Adapun khabar inna harus dibaca rafa'.

Contoh:

إِنَّ الدَّرْسَ سَهْلٌ = inna ad-darsa sahlun.
Artinya: Sesungguhnya pelajaran tersebut  mudah.

الدَّرْسَ ialah  isim inna, ia dibaca nashob. Tanda nashobnya ialah  fathah yang nampak di akhir kata.

سَهْلٌ ialah  khabar inna, ia dibaca rofa'. Tanda rofa'nya ialah  dhammah yang nampak jelas di akhir kata.


2. إِنَّ dipakai  setelah fi'il قَالَ - يَقُولُ (qaala -yaquulu)

Contoh:

- قُلْ إِنِّيْ مُسْلِمٌ (qul innii muslimun).
Artinya: Katakanlah bahwasannya  aku seorang muslim.


- قَالَ الْمُدَرِّسُ : إِنَّ الاِمْتِحَانَ سَهْلٌ (qaala al-mudarrisu: inna al-imtihaana sahlun).
Artinya:
Guru tersebut  berkata:"sesungguhnya ujian tersebut mudah."

الْمُدَرِّسُ ialah  faa'il (subjek). Ia dibaca rofa'. Tanda rofa'nya ialah  dhammah.

الاِمْتِحَانَ ialah  isim inna. Ia dibaca nashob. Tanda nashobnya ialah  fathah.

سَهْلٌ ialah  khabar inna. Ia dibaca rofa'. Tanda rofa'nya ialah  dhammah.


Ingin murajaah pelajaran  inna? silakan menyimak  ulang di sini:

Pengertian Inna Wa Akhwatuha



Kaidah أَنَّ (anna)


1. أَنَّ (anna) tidak dipakai  atau tidak terletak di awal  kalimat

apabila posisinya terletak di awal  kalimat, yang dipakai ialah  إِنَّ (inna).


2. Berdasarkan kaidah poin kesatu , maka أَنَّ dipakai  setelah fi'il

أَنَّ (anna) dipakai  setelah fi'il, yakni  fi'il (kata kerja) selain  قَالَ - يَقُولُ (qaala-yaquulu).


Contoh:

- أَظُنُّ أَنَّ زَيْدًا مَرِيْضٌ
Artinya : Saya mengira sesungguhnya Zaid sedang sakit.


- سَمِعْتُ أَنَّهُ غَائِبٌ (sami'tu annahu ghaa-ibun).
Artinya: Saya mendengar sesungguhnya  ia tidak masuk (tidak ada).


Contoh-contoh inna dan anna

Pahami kaidah inna dan anna bisa  sobat lihat pada contoh-contoh di bawah ini:


Jika jatuh setelah fi'il yang bukan قَالَ - يَقُوْلُ, maka menggunakan أَنَ (Anna)

   سَمِعْتُ أَنَّهَا أَحْسَنُ طَبِيْبَةٍ فِي المُسْتَشْفَى (-)
 "Saya dengar bahwa dia adalah dokter terbaik di rumah sakit" 

Jika terletak setelah fi'il قَالَ - يَقُوْلُ, maka menggunakan إِنَّ (Inna).

 يَقُوْلُوْنَ إِنَّهَا أَحْسَنُ طَبِيْبَةٍ فِي المُسْتَشْفَى (-)
 "Saya dengar bahwa dia adalah dokter terbaik di rumah sakit" 

Jika terletak di awal kalimat, maka menggunakan إِنَّ (Inna).

   إِنَّ القُرْآنَ كِتَابُ اللَّهِ (-)
"Sesungguhnya Al-Qur'an adalah kalam Allah"




Demikianlah penjelasan tentang perbedaan أَنَّ dan إِنَّ dalam penggunaannya. Semoga bermanfaat dan membantu teman-teman yang sedang belajar bahasa Arab.

Penggunaan al-istifhaam al-manfiy [الاِسْتِفْهَامُ المَنْفِيُّ] dalam Bahasa Arab


Penggunaan al-istifhaam al-manfiy [الاِسْتِفْهَامُ المَنْفِيُّ] dalam Bahasa Arab

الاِسْتِفْهَامُ المَنْفِيُّ (al-istifhaamu al-manfiyyu)


Kata tanya negatif, laksana  "tidakkah ...?" atau "bukankah ...?" yang mana di dalam bahasa Arab disebut  al istifhaam al manfiy.

Kaidah istifham manfiyy

هَمْزَةُ الاِسْتِفْهَامِ + نَفْيٌ , misalnya  = أَلَيْسَ (alaisa) ?


Jawaban dalam al-istifhaam al-manfiyyu:

a. Jika jawabannya iya, maka kita memakai  jawaban : بَلَى (balaa).

b. Jika jawabannya tidak, maka kita memakai  jawaban : نَعَمْ (na'am).


Contoh kalimat memakai  al-istifhaam al-manfiyyu

- Bapakmu dokter. Bukankah begitu?
Bahasa Arabnya: أَبُوكَ طَبِيْبٌ. أَلَيْسَ كَذَلِكَ ؟
abuuka thabiibun. alaisa kadzaalika?

Jawab:

Benar, bapak saya dokter.
Bahasa Arabnya: بَلَى. أَبِيْ طَبِيْبٌ (balaa. Abii thabiibun).

Jika jawabannya ialah  salah, maka ungkapan dalam bahasa Arabnya:
نَعَمْ. أَبِيْ لَيْسَ بِطَبِيْبٍ, artinya: bukan, Ayahku bukan dokter.


Contoh istifham manfiyy memakai  مَا

أَمَا ذَهَبْتَ ؟ (tidakkah anda  pergi?)

Jawab:

- بَلَى. ذَهَبْتُ (iya, saya sudah  pergi).

- نَعَمْ. مَا ذَهَبْتُ (tidak, saya tidak pergi).

Pengertian Hamzah Washal dan Hamzah Qatha Berikut Kaidahnya.

Pengertian Hamzah Washal dan Hamzah Qatha Berikut Kaidahnya.

Huruf Hamzah yang ada  di permulaan kata terdapat  dua macam, yaitu:

1. همزة الوصل = hamzatul washl


2. همزة القطع = hamzatul qatha'



Hamzah qatha


Hurufnya ialah  huruf  alif dengan hamzah (alif mahmuzah), yakni  أ - إ


Kaidah hamzah qatha':


1. Hamzah qatha' ada  di setiap isim (kata benda), contohnya:


أَحْمَدُ = Ahmad

أُسَامَةُ = Usamah
أَخٌ = akhun = saudara laki-laki
dan seterusnya.

Kecuali isim di bawah ini. Jadi isim yang huruf asalnya bukan hamzah qatha' merupakan :


a. اِبنٌ = ibnun = anak laki-laki

b. ابْنَةٌ = ibnatun = anak perempuan
c. اِمْرَأَةٌ = imra-atun = wanita
d. اِسْمٌ = ismun = nama
e. اِثْنَان = itsnaan = dua
f. اِثْنَتَان = itsnataan = dua


2. Hamzah qatha' ada  di permulaan fi'il madhi (fi'il yang terdiri dari tiga huruf), contoh:


أَكَلَ = akala = makan

أَتَى = ataa = datang
أَخَذَ = akhadza = mengambil


3. Hamzah qatha' ada  di permulaan fi'il madhi (fi'il yang terdiri dari empat huruf), contoh:


أَكْرَمَ = akrama = menghormati; memuliakan

أَخْرَجَ = akhraja = mengeluarkan
أَسْرَفَ = asrafa = boros


4. Hamzah qatha' ada  di permulaan fi'il mudhari (hamzah mutakallimin/dhamir ana)


أَدْرُسُ = adrusu = saya sedang belajar

أَسْمَعُ = asma'u = saya sedang mendengar


5. Hamzah qatha' ada  di permulaan huruf, contoh:


أِنْ

أَنْ
إِلَى
إِلا
أَم

kecuali huruf   yang menandakan isim ma'rifah yakni  al (ال )



Hamzah washl


Hamzah washl ialah  huruf   alif tanpa hamzah.


Kaidah hamzah washal:


1. Terdapat di mula  beberapa isim yang telah dilafalkan  di atas, contohnya: ibnun, ibnatun, imra-atun, dll.



2. Terdapat di mula  fi'il amr (fi'il madhinya terdiri dari tiga huruf), contoh:


اُكْتُبْ = uktub = tulislah!

اِسْمَعْ = isma' = dengarlah!
اُدْرُسْ = udrus = belajarlah!


3. Terdapat di mula  fi'il madhi yang terdiri dari lima huruf, contoh:


اِحْتَرَمَ = ihtarama = menghormati; memuliakan; menghargai

اِنْطَلَقَ = inthalaqa = pergi; berangkat


4. Terdapat di mula  fi'il madhi yang terdiri dari enam huruf, contoh:


اِسْتَخْدَمَ = istakhdama = mempekerjakan

اِسْتَسْلَمَ = istaslama = menyerah


5. ada  di mula  huruf   ta'rif, yakni  al (ال ), contoh:


الاسْاتِغْفَارُ = meminta ampunan


Tabel kesimpulan tentang hamzah wasol dan hamzah qatha':


همزة الوصلهمزة القطع
di awal fi'il amr yang tersusun dari 3 huruf, contoh: اُكْتُبْdi awal setiap isim, contoh : أَخٌ، أَبٌ، أسْتَاذٌ
kecuali:
اِبنٌ
ابْنَةٌ
اِمْرَأَةٌ
اِسْمٌ
اِثْنَان
اِثْنَتَان
di awal fi'il madhi yang tersusun dari 5 huruf, contoh: اِحْتَرَمَdi awal fi'il madhi yang tersusun dari 3 huruf, contoh: أَكَلَ
di awal fi'il madhi yang tersusun dari 6 huruf, contoh: اِسْتَخْدَمَdi awal fi'il madhi yang tersusun dari 4 huruf, contoh: أَكْرَمَ
di awal huruf alif lam (ال), contoh: الاسْتِغْفَارُdi awal fi'il mudhori (dhomir mutakallim/dhomir ana), contoh: أَجْلِسُ
di awal huruf, contoh:
أِنْ
أَنْ
إِلَى
إِلا
أَم



Kesimpulan:


Setelah menyimak  dan menyaksikan  contoh-contoh dan pembagian pada tabel di atas, anda  tahu kapan kita menggunakan  hamzah qatha dan kapan kita menggunakan  hamzah washal pada mula  kata.


Semoga dapat membantu teman-teman dalam memahami tentang hamzah washal dan hamzah qatha'. Selamat belajar. :)

Pengertian Fiil Amr (فعل الأمر) dalam Bahasa Arab

Pengertian Fiil Amr (فعل الأمر) dalam Bahasa Arab


Pengertian fi'il
Fi'il (kata kerja): sesuatu yang menunjukan suatu arti dan berhubungan dengan waktu. 
Adapun macam-macam fi'il jika dilihat dari waktu, maka terdapat 3 macam, yaitu:
1. الفعل الماضي (fi'il maadhii) adalah kata kerja yang menunjukkan arti lampau atau sudah dilakukan, misal  : ذَهَبَ  "Ia sudah pergi"

2. الفعل المضارع ( fi'il mudhaari') adalah kata kerja yang menunjukkan arti sedang atau akan dilakukan, misal  : يَذْهَبُ "dia sedang/akan pergi"

3. فعل الأمر (fi'il amr) adalah kata kerja yang menunjukkan arti perintah, misal  : اِذْهَبْ "Pergilah!"

Untuk mengulang pelajaran fi'il maadhi, silakan pelajari lagi  fi'il maadhi ma'luum dan fi'il maadhi majhuul di sini.

Untuk mempelajari lagi tentang  fi'il mudhaari, baca keterangan  fi'il mudhaari' di sini.


Penjelasan Fi'il 'Amr


 معنا فعل الأمر : الطَّلب

fi'il amr ialah  kata kerja perintah atau permohonan.




- فعل الأمر : مبنيّ دائما

Fi'il amr ialah  mabniyy (harakatnya tetap tidak berubah) selamanya (sama laksana  fi'il maadhi, fi'il madhi pun mabniyy).


Bagi  fi'il madhi yang terdiri dari tiga huruf, maka huruf pertamanya  menggunakan hamzah washal.

Contoh:

كَتَبَ terdiri dari tiga huruf, maka fi'il amrnya memakai  hamzah washal, yakni  : اُكْتُبْ

Sedangkan fi'il madhi yang terdiri dari empat huruf, maka huruf pertamanya  menggunakan hamzah qatha'.

Contoh:

أَخْرَجَ fi'il maadhi yang terdiri dari empat huruf, maka fi'il amr nya memakai  hamzah qatha yaitu: أَخْرِجْ


Lihat pemakaian  hamzah washal dan hamzah qatha guna  lebih jelasnya.



Berikut Ini adalah Dhamirnya fi'il amr, yaitu: 

- أَنْتَ
- أَنْتِ
- أَنْتُمَا
- أَنْتُمْ
- أَنْتُنَّ


Kaidah harakat hamzah washl pada fi'il amr


Kita lihat harakat 'ain fi'il pada fi'il mudhari, terdapat  tiga macam  yaitu:


1. Jika harakatnya dhammah, maka harakat hamzah washal pada fi'il amr pun  dhammah.

Contoh:

كَتَبَ - يَكْتُبُ (kataba - yaktubu):

- 'ain fi'ilnya ialah  ت (ta).

- ت pada fi'il mudharinya berharakat dhammah.

- maka harakat hamzahnya ialah  dhammah, yakni  : اُكْتُبْ (uktub)


2. Jika ain fi'ilnya berharakat kasrah, maka harakat hamzah washal pada fi'il amr ialah  kasrah.

Contoh:

جَلَسَ - يَجْلِسُ (jalasa-yajlisu)

- 'ain fi'ilnya ialah  ل (lam).

- harakat ل pada fi'il mudhaari' ialah  kasrah.

- maka harakat hamzah pada fi'il amr ialah  kasrah, yakni  اِجْلِسْ (ijlis).


3. Jika ain fi'ilnya berharakat fat-hah, maka harakat hamzah washlnya ialah  kasrah.

Contoh:

فَتَحَ - يَفْتَحُ (fataha - yaftahu)

- 'ain fi'ilnya ialah  ت

- harakat ت pada fi'il mudhaari' ialah  fat-hah

- maka harakat hamzah washal pada fi'il amr nya ialah  kasrah yakni  اِفْتَحْ (iftah).


Kaidah fi'il amr mabniyy di atas sukun

fi'il amr yang mabniyy di atas sukun ialah  fi'il amr yang dhamir mustatirnya أَنْتَ, misalnya  : اِشْرَبْ , اذْهَبْ , افْهَمْ, dll

Baca selengkapnya tentang dhamir di sini.

Jika sesudah  fi'il amr ini terdapat  الْ (al) maka sukunnya berubah jadi kasrah. Contohnya:

minumlah, bahasa arabnya اِشْرَبْ (isyrab).

Lalu saat  kita berkeinginan  berkata, minumlah kopi itu, maka menjadi -> اِشْرَبِ الْقَهْوَةَ (isyrabil qahwata)


Hamzah washal tidak berharakat

Berikut Ini contohnya:

يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا     'Wahai anakku, naiklah (mengendarai kapal) bersama kami' 

Pada contoh fi'il amr di atas, perhatikan hamzah washal yang Tak berharokat, ia tetap ditulis tapi Tak dibaca. Karena itulah hamzah washal sesuai namanya hamzah yang disambung artinya Dari kata sebelumnya ke Dan ke huruf setelah hamzah washal itu langsung disambung tanpa membaca hamzahnya.


kaidah hamzah washal pada fi'il amr

Pada contoh di atas  diberikan misal  bahwa andai  didahului oleh sebuah  kata laksana  pada contoh di atas, maka hamzah washal tidak berharakat, bacanya disambung ke huruf   setelahnya.

Contoh:

Yang benar ialah  يَا حَامِدُ اذْهَبْ (yaa haamidudzhab), dengan kata lain  wahai hamid pergilah.

Bukan يَا حَامِدُ اِذْهَبْ (yaa haamiduidzhab) -> ini ialah  salah.



Isnad fi'il amr dengan dhamir mukhaathab (الْمُخَاطَبُ), yaitu:

Contohnya dengan fi'il كَتَبَ - يَكْتُبُ

- أَنْتَ : اُكْتُبْ
- أَنْتِ : اُكْتُبِي
- أَنْتُمَا : اُكْتُبَا
- أَنْتُمْ : اُكْتُبُوا
- أَنْتُنَّ : اُكْتُبْنَ

Saya tulis ulang dengan ejaan Indonesia:

- anta : uktub
- anti : uktubii
- antumaa: uktubaa
- antum: uktubuu
- antunna: uktubna

Baca juga: Pengertian Hamzah Washal dan Hamzah Qatha' Berikut Kaidahnya.

wazan fi'il amr


Dengan wazan di atas, sobat dapat  melihat polanya kan? Coba anda  lihat satu satu ya, mulai dari anta.

- fi'il mudhari untuk  anta ialah  تَكْتُبُ

Untuk menjadikannya ke fi'il amr adalah sebagai berikut:

a. hilangkan huruf   mudhara'ahnya yakni  ت , dan ganti dengan hamzah washal.

b. berhubung  harakat 'ain fi'il dhammah maka hamzah washalnya berharakat dhammah.

c. Jadi fi'il amrnya ialah  اُكْتُبْ



- fi'il mudhari untuk  anti ialah  تَكْتُبِينَ

a. hilangkan huruf   mudhara'ahnya yakni  ت , dan ganti dengan hamzah washal.

b. Lihat harakat 'ain fi'il nya pada fi'il mudhaari di atas, harakatnya dhammah.

c. sebab  harakat 'ain fi'il dhammah maka hamzah washalnya berharakat dhammah.

d. hilangkan nun (ن)

e. Jadi fi'il amrnya ialah  اُكْتُبِي



- fi'il mudhari guna  antum ialah  تَكْتُبُونَ

Untuk menjadikannya ke fi'il amr merupakan :

Dengan tahapan  yang sama maka anda  dapatkan fi'il amrnya ialah  اُكْتُبُوا



Contoh dua fi'il yang huruf pertamanya hamzah qatha

Pada latihan  kali ini, dikenalkan format  fi'il amr nya, yaitu:


1. أَكَلَ - يَأْكُلُ (akala- ya'kulu), dengan kata lain  makan.

Fi'il amr nya ialah  كُلْ (kul)

Tashrif lengkapnya merupakan :

- أَنْتَ : كُلْ
- أَنْتِ : كُلِي
- أَنْتُمَا : كُلَا
- أَنْتُمْ : كُلُوا
- أَنْتُنَّ : كُلْنَ



2. أَخَذَ - يَأْخُذُ (akhadza - ya'khudzu), dengan kata lain  mengambil; menerima.

Fi'il amrnya ialah  خُذْ (khudz).

Tashrif lengkapnya adalah sebagai berikut :


- أَنْتَ : خُذْ
- أَنْتِ : خُذِي
- أَنْتُمَا : خُذَا
- أَنْتُمْ : خُذُوا
- أَنْتُنَّ : خُذْنَ


Demikianlah materi mengenai  fi'il amr. Semoga dapat membantu temen-temen yang sedang belajar Bahasa Arab. 

Pengertian Isim Maqshur, Manqush, dan Isim Mamdud dalam Bahasa Arab

Pengertian Isim Maqshur, Manqush, dan Isim Mamdud dalam Bahasa Arab

A. Isim Maqshur

1. Pengertian
Isim Maqshur secara bahasa berasal dari bahasa arab yakni  قصر ـ مقصور yang dengan kata lain  diringkas. Hal ini dikarenakan saat  dalam suasana  rofa’, nasab maupun jer, harakat akhir isim ini tidak berubah atau tetap. Biasa disebutkan  tanda i’robnya diringkas atau dikira-kirakan dengan fathah.

Adapun secara istilah isim maqshur merupakan 
كل إسم معرب اخره ألف لازمة أصلية، أى لا يمكن الاستغناء عنها
 (والمهم أن تكون ألفا من حيث النطق ولو رسمت بالياء)
setiap isim mu’rob yang diselesaikan  alif lazimah, maksudnya ialah  pasti diselesaikan  dengan alif itu  dan tidak barangkali  menghilangkannya. ( yang terpenting ialah  sekiranya alif tersebut  dibaca atau berbunyi ‘a’ seandainya  dengan format  ya sekalipun).

إسم معرب الذي حرف إعرابه ألف لينة لازمة قبلها فتحة
Isim mu’rob yang huruf   i’robnya berupa alif layyinah yang tetap dan sebelumnya berharakat fathah.


إسم معرب اخره ألف ثابتة، سواء أكتبت بصورة الألف: كالعصا، أو بصورة الياء: كموسى
Isim mu’rob yang diselesaikan  dengan alif, tak berbeda  ditulis dengan format  alif laksana  lafadz العصا atau ditulis dengan ya’ laksana  lafadz موسى.

Jadi yang disebut  isim maqshur ialah  isim yang diakhiri dengan huruf  alif (baik huruf tersebut  berbentuk ya’ atau dinamakan juga alif layyinah) yang sebelumnya berharakat fathah.

Alif dalam isim maqshur bukan alif asli tetapi  alif munqolib (berubah) atau zaidah (tambahan).

Adapun munqolib terdapat  munqolib dari wawu laksana  عَصَا yang andai  ditasniyahkan menjadi عَصْوَان dan munqolib dari ya laksana  فَتَى yang andai  ditasniyahkan menjadi فِتْيَان. Sedangkan alif mazidah laksana  lafadz حُبْلَى yang berasal dari lafadz ٌحَبْل . Dan alif pun  sebagai ilhaq (tambahan guna  menyamakan wazannya dengan lafadz lain). Contoh: أَرْطَى yang mulhaq dengan lafadz جَعْفَر.

Alif dalam isim maqshuroh atau biasa dinamakan  dengan alif maqshuroh ini berbentuk ya’ andai  jatuh pada urutan ketiga yang peralihan  dari ya’ dan pada urutan keempat atau lebih. Contoh: فتى ( أصله فتيٌ)، مُسْتَشْفَى ، مصطفى.


2. Macam-Macam Isim Maqshur
Macam-macam isim maqshur dipecah  menjadi dua, yakni  qiyasi dan sima’i.
Isim maqshur qiyasi ada  disepuluh isim mu’tal akhir yaitu:
a. Dalam masdar fiil lazim wazanفَعِلَ , contoh: جَوِيَ - جَوًى , رَضِيَ - رِضًا
b. Dalam wazan فِعَلٍ yakni  jamak dari wazan فِعْلَة, contoh: حِلْيَةٌ – حِلًى
c. Dalam wazan فُعَلٌ yakni  jamak dari wazan فُعْلَةٌ, contoh: مُدْيَةٌ – مُدًى
d. Dalam wazan فَعَل yakni  dari isim-isim jenis yang menunjukan arti  jamak, contoh: قطاة - قُطًى
e. Dalam isim maf’ul, laksana  lafadz مُعْطًى
f. Dalam wazan مَفْعَل yang menunjukan masdar, zaman, atau makan, contoh: مَرْقًى
g. Dalam wazan مِفْعَل yang menunjukan isim perangkat  contoh: مِكْوًى
h. Dalam wazan أَفْعَل contoh: أَقْصًى
i. Dalam wazan jamak muannast wazan أفعلَ للتفضيل, contoh: قُصوى – قُصا
j. Dalam wazan muannast أفعلَ للتفضيل dari lafadz shohih akhir, contoh:- حسنى حسنأ.

isim maqshur qiyasi ialah  yang ada  pada di samping  kesepuluh lokasi  tadi, yang hanya dapat  dihafal tidak dapat  diqiyaskan. Contoh: فتى ، هدى ، حجا.

Berikut ini ialah  macam-macam kalimat yang ada  alif yang bukan tergolong  isim maqshur:
a. Fi’il-fi’il yang diselesaikan  dengan alif lazimah, contoh: دَعَا، يَخْشَى
b. Huruf-huruf   yang diselesaikan  dengan alif lazimah, contoh: ، إلَى عَلَى
c. Isim-isim mabni yang diselesaikan  dengan alif lazimah ini. Seperti isim isyaroh, contoh: ذَا، تَا. Isim dhorof, contoh: إذَا. Isim maushul, contoh: مَا
d. Isim mutsanna saat  rofa’, contoh: الوَلِدَان. Asmaul khomsah saat  nashob, contoh: أبَاك
e. Isim maqshur yang diselesaikan  dengan ta’ ta’nist. Karena andai  isim maqshur telah  di tambah dengan ta’ ta’nist, maka hukumnya sebagai isim maqshur telah  gugur dan bertolak belakang  pula dalam alamat i”robnya nanti. Contoh: فَتَى - فَتَاة .


3. ‘Alamat I’rob Isim Maqshur
وسم معتلا من الاسماءما # كالمصطفى والمرتقى مكارما
فالأول إعراب فيه قدرا # جميعهوهو الذى قد قصرا
Namakanlah dengan isim mu’tal pada masing-masing  isim yang laksana  lafadz مصطفى dan مرتقى
Lafadz yang mula  semua i’robnya ditaqdirkan (dikira-kirakan) dan namakanlah dengan isim maqshur.

Dari nadhom alfiyah diatas dapat diputuskan  i’rob isim maqshur dalam tingkah rofa’, nashob, maupun jer dikira-kirakan (مقدرة). Contoh:
a. Ketika rofa’ laksana  lafadz (جاء الفتَى ( بضمة مقدرة
b. Ketika nashob laksana  lafadz  (رأيتُ الفتَى (بفتحة مقدرة
c. Ketika jer laksana  lafadz (مررتُ بالفتَى (بكسرة مقدرة

Ketika mutsanna yakni  mengubah  alif yang terletak pada urutan keempat atau lebih dalam isim maqshur menjadi ya’. Contoh: مصطفَى - مصطفيَانِ . saat  alif terletak pada urutan ketiga maka diganti denga huruf   aslinya. Contoh:
فتَى - فتيَانِ ، عصى - عصوَانِ

Ketika mutsanna nashob atau jer bermukim  diganti alamat irobnya menjadi ya’ dan sebelumnya berharakat fatkhah. Contoh: مصطفيَيْنِ، فتيَيْنِ، عصوَيْنِ .

Ketika jamak mudzakar yakni  mengubah  alif lazimah dengan wawu dan dan harakat sebelum wawu tetap. Contoh: مصطفَوْنَ. Dan saat  nashob dan jer diganti dengan ya’ dan sebelumnya tetap berharokat fatkhah. Contoh: مصطفَيْنَ.

Ketika jamak muannast yakni  memberi tanda jamak muannast berupa alif dan ta’ pada alif maqsuroh. Contoh:- حبليَات، رجَا – رجوَات حُبلَى.[10]


4. Tanwinnya isim maqshur
Isim maqshur andai  didahului alif lam maka tidak diberi tanwin. Sebaliknya, andai  tidak terdapat  alif lam maka diberi tanwun Contoh:الرِّضَا - رِضًا، الفتَى- فتًى



B. Isim Manqush

1. Pengertian
Isim manqus secara bahasa berasal dari kata نَقَصَ – مَنْقوْص yang dengan kata lain  kurang atau dikurangi. Ini disebabkan  dikurangi menampakan beberapa  harakatnya, yaitu saat  rofa dan jar, dan saat  tingkah nashob manqus bertolak belakang  dengan maqshur dan me sti ditampakan alamat nashobnya (yaitu fatkhah).
Secara istilah isim manqus merupakan 
الاسم المعرب الذى آخره ياء لا زمة
Isim mu’rob yang diselesaikan  dengan ya’ lazimah.
الاسم المعرب الذى آخره ياء لازمة قبلها كسرة
Isim mu’rob yang kesudahannya  ya’ lazimah dan sebelumnya berharokat kasroh.
هو اسم معرب آخره ياء ثابتة مكسور ما قبله
Isim manqus ialah  isim mu’rob yang diselesaikan  dengan ya’ dan sebelumnya berharokat kasroh.
هو الاسم الذى آخره ياء غير مشددة وكسور ما قبلها
Jadi isim manqush ialah  isim diselesaikan  dengan ya’ lazimah dan sebelumnya berharakat kasroh. Hal berikut  yang memisahkan  dengan isim maqshur, andai  isim maqshur sebelumnya berharakat fatkhah, sementara  manqush sebelumnya kasroh.
Seperti contoh: قاضَى , راعِى , مُرْتَقِى

Jika ya’nya tidak tetap ( ثابتة غير ) maka bukan tergolong  isim manqush. Seperti dalam asmaul khomsah saat  jer, contoh: أبِيْك , أخِيْك. Dan demikian pula  jika sebelumnya bukan kasroh tetapi  sukun, contoh: ظَبْي , سَعْي. Seperti halnya laksana  lafadz مَصْرِيّ, bukan adalah isim manqush sebab  bukan adalah ya’ pribumi  isim tersebut tetapi  ya’ nisbah.

2. Alamat I’rob Isim Manqush
والثان منقوص ونصبه ظهر # ورفعه ينواكذا أيضا يجر
Dan yang kedua disebut  dengan isim manqush, tanda nasabnya isim manqush ditampakkan sementara  tanda rofa’ dan jernya dikira-kirakan.

Nadhom ini ialah  kelanjutan nadhom alfiyah yang udah dilafalkan  dalam ulasan  isim maqshur. Dari nadhom ini dapat dipungut  pengertian bahwa bertolak belakang  dengan isim maqshur, isim manqush ini mesti menampakan fatkhah saat  nashob. Contoh:
a. Ketika rofa’ laksana  lafadz: (جاء الداعِى (بضمّة مقدرة
b. Ketika jer laksana  lafadz: (مرَرْتُ بِالداعِى (بكسرة مقدرة
c. Ketika nashob laksana  lafadz: (رَأَيْتُ الداعِيَ (بفتحة ظاهرة

Ketika mutsanna isim manqush tidak ada evolusi  tertentu laksana  dalam isim maqshur, lumayan  dengan meningkatkan  alif tasniyah. Contoh: - الداعِيَان الداعِى. Dan saat  mutsanna dan jer menggantinya denga ya’ dan sebelumnya berarokat fatkhah. Contoh:- الداعِيَيْنِ الداعِى

Ketika jamak isim manqush melemparkan  ya’ dan menggantinya dengan wawu serta sebelumnya diharokati dengan dhommah, contoh: القاضِى - القاضُوْنَ. Dan menggantinya dengan ya’ dan sebelumnya diharokati dengan dikasroh, contoh: القاضِى - القاضِيْنَ 


3. Tanwinnya Isim Manqush
Ketika tidak didahului alif lam maka harokat isim manqush ini ditanwin dan dilemparkan  ya’nya saat  rofa’ dan nashob. Contoh: جاء قاضٍ ، مَرَرْتُ بِقاضٍ. Ketika nashob bertolak belakang  dengan rofa’ dan jer, ditanwin dan ya’nya tetap tidak dibuang. Contoh: رأيتُ قاضيًا 



C. Isim Mamdud

1. Pengertian
Isim mamdud secara bahasa berasal dari kata مدّ – ممدود yang dengan kata lain  dipanjangkan. Hal ini disebabkan  isim mamdud ialah  isim yang didalamnya ada  alif dan sesudahnya ada  hamzah. Jika didalam ilmu tajwid me sti membacanya dengan panjang yakni  5 harokat.
Secara istilah isim mamdud merupakan 
ومااستحق قبل آخر ألف # فالمد في نظيره حتما عرف
Isim yang sebelum huruf kesudahannya  berupa alif, maka dalam persamaannya pun tentu  dibaca panjang, urusan  ini sudah  dijelaskan.
هو الاسم الذى آخره همزة تلي ألفا زائدة
Isim mamdud adala isim yang kesudahannya  berupa hamzah dan sebelumnya ada  alif zaidah.
هو اسم معرب آخره همزة قبلها ألف زائدة
Isim mamdud ialah  isim mu’rob yang sebelum akhir berupa hamzah zaidah (tambahan).

Jadi isim mamdud ialah  isim yang diselesaikan  dengan hamzah dan dibacanya panjang sebab  sebelum hamzah itu  ada  alif zaidah.
Hamzah dalam isim mamdud terdapat  empat macam:
a. أصلية yakni  hamzah asli laksana  lafadz: (إنشَاء (من أنشاء)، ابتدَاء (من ابْتَدَأَ
b.عن الياء أو واوو منقلبة yakni  hamzah sebagai ganti dari ya’ atau wawu laksana  lafadz:
(بناء (أصله بِنَايٌ)، عدَّاء (أصله عدَّاوٌ
c. زائدة لتأنيث yakni  sebagai ekstra  untuk mentatsniyahkan laksana  lafadz:
(حسناء (من حُسن)، صحراء (من صحر
d.لجمع زائدة yakni  sebagai ekstra  untuk menjamakkan laksana  lafadz: 
(عظماء (من عظم)، شعراء (من شعر
e. زائدة للإلحاق yakni  sebagai tambahan sebab  ilhaq (mengikuti) laksana  lafadz: 
حِرباء، قَوْباء 


2. Macam-macam Isim Mamdud
Isim mamdud terbagi menjadi dua, yakni  qiyasi dan sima’i.
Isim mamdud qiyasi ada  pada tujuh macam isim mu’tal akhir:
a. Isim masdar dari fiil mazid yang tadinya  berupa hamzah, contoh:- إعطَاء أعطَى.
b. Isim masdar dari fiil wazan- يفعُلُ فعَل contoh: رغَا – رُغَاء .
c. Isim masdar wazan فِعَال dari fiil wazan فاعل contoh:- وِلَاء والى.
d. Isim yang terdiri dari empat huruf, yakni  jamak dari wazan أفعِلة contoh: أكسية – كِسَاء.
e. Isim yang terbentuk dari masdar-masdar wazan تَفعال atau تِفعال contoh: تَمشَاء.
f. Isim yang terbentuk dari sifat wazan فعّال atau مِفعال sebagai mubalaghoh, contoh: عدّاء, مِعْطاء.
g. Isim muannast أفعلَ di samping  tafdhil, contoh: أحمر- حمرَاء ,أنجلَ – نجلَاء.[24]
Isim mamdud sima’i ialah  yang di samping  pada tujuh lokasi  di atas, dan hanya dapat  diketahui dengan teknik  dihafalkan tidak dapat  diqiyaskan. Seperti contoh: فتاء، سناء، غناء، ثراء

3. Alamat I’rob Isim Mamdud
Isim mamdud saat  tingkah rofa, nashob, atau jer tersebut  jelas tandanya. Ketika rofa dan jer, laksana  contoh; نزل الماءُ من السماءِ. Contoh saat  nashob; الماءَ رأيتُ.
Adapun teknik  mentasyniyahkan isim mamdud ialah  mentasyniyahkan dengan wawu pada hamzah yang berguna  لتأنيث laksana  contoh; صحراوَانِ -صحراء,
Kemudian mentasyniyahkan dengan wawu atau masih utuh hamzah pada hamzah yang berguna  للإلحاق atauعن الياء أو واوو منقلب laksana  contoh: عِلبوَانِ/عِلْبئَانِ كِسَاء - كِسوَانِ/كِسَئَانِ ,عِلْباء - ,- حيوَانِ/حيَائَانِ حيَاء.
Apabila hamzah أصليةmaka mentasniyahkan masih utuh tidak butuh  menukar hamzahnya, laksana  contoh: ضِيَاء – ضِيَائَانِ
Adapun teknik  menjamakan isim mamdud ialah  mengubah  hamzahnya dengan wawu pada hamzah berguna  لتأنيث laksana  contoh:- ورقوُوْنَ ورقَاء.
Menambahkan wawu dan masih tetap hamzahnya pada hamzah laksana  contoh:- وضؤُوْنَ وضاء.
Boleh dua wajah yaitu memutuskan  hamzahnya atau menggantinya dengan wawu pada hamzah berguna  للإلحاق atau منقلب عن الياء أو الواوو laksana  contoh: علباوُوْنَ/علباؤُوْنَ - عِلْباء, - حياوُوْنَ/حياؤُوْنَحياء, كساء – كسوُوْنَ/كسوُوْنَ


4. Tanwinnya Isim Mamdud
Boleh memberi tanwin pada isim mamdud hamzah أصلية dan hamzah yang berguna  عن الياء أو الواوومنقلب laksana  contoh: ابتداءٌ, بنَاءٌ, سمَاءٌ.
Tidak boleh memberi tanwin pada hamzah yang berguna  لتأنيث dan لجمع laksana  contoh: صحراءُ, شعراءُ.