Contoh :
(1) أنْتَ رَجُلٌ نَشِيْطٌ
Kamu adalah seorang lelaki yang rajin
(2) سَاعَدْتُ هَؤُلَاءِ الطُلَّابِ
Saya membantu para siswa itu
(3) نَظَرْتُ إلَى هَذَا الْبَيْتِ
Pembahasan :
Jika kita perhatikan kata "أنْتَ " pada kalimat pertama, kata tersebut menjadi mubtada, dan lazimnya mubtada, harusnya dibaca rofa' dengan dhommah, seperti penjelasan saya di postingan ini (Pengertian Mubtada khobar), namun kata "أنْتَ" tetaplah dibaca fathah karena memang mabni fathah, maka jika dii'rob:
أنْتَ (مَبْنِيَّةٌ عَلَى الفَتْحِ فِي مَحَلِّ رَفْعٍ، مٌبْتَدَأٌ)
kata 'Anta' mabni fathah dalam keadaan rofa', menjadi mubtada'
Adapun kata 'هَؤُلَاءِ ' pada contoh kalimat kedua menjadi maf'ul bih, dan seharusnya dibaca nashob dengan fathah, (cek postingan saya tentang maf'ul bih) tapi kata 'هَؤُلَاءِ' tetap dibaca kasrah, karena memang kata tersebut mabni kasrah, maka jika kita i'rob kata tersebut:
هَؤُلَاءِ (مَبْنِيَّةٌ عَلَى الكَسْرِ فِي مَحَلِّ نَصَبٍ، مَفِعُوْلٌ بِهِ)
kata 'Haulai' mabni kasrah dalam keadaan nashob, menjadi maf'ul bih
kata 'hadza' mabni sukun dalam keadaan jar, dibaca jar karena huruf 'ilaa'
- Jika ada kata-kata mabni terletak pada salah satu tempat i'rob, baik rofa', nashab, jar, ataupun jazm, maka harakat akhirnya tidak berubah, dan kita katakan sesungguhnya ia termasuk dalam kategori "فِي محل رفع أو نصب أو جر أو جزم" atau dalam keadaan rofa', nashab, jar, atau jazm tergantung kata mabni tersebut masuk pada keadaan i'rob apa.
- Kitab Nahwu Wadhih, Jilid 2, Halaman 35 dan 36.
No comments:
Post a Comment